Selasa, 26 Februari 2013
HAMPA - by : Dinda AS
±±± HAMPA ±±±
Oleh : Dinda AS
Bias senja membelai lamunanku.
Semilir sang bayu membumbungkan anganku.
Aku memujamu duhai senja.
Mencoba mengurai arti rasa di jiwa.
Sering terbersit tanya.
Apakah kau merasakan asa yang kupendam didada.
Pada setiap senyuman selalu kuhiasi harap untuknya.
Dan untuk satu rasa yang nyata.
Aduhai senja.
Aku selalu memujamu.
Namun aku tak ingin berharap lebih akanmu.
Biarlah ini menjadi rasa yang hanya milikku.
Dan akan kubingkai dalam relung kalbu.
Senja.
Tak kan indah rona jingga tanpa bias temarammu.
Aku memujamu dalam tulusku.
Tak ingin paksakan rasa yang ada, pada ketidak inginanmu.
Juga tak ingin memaksa mengurai kata dalam diammu.
Kini semua bisu.
Terdiam dalam sendu.
Disepinya sang waktu.
* * *
Dinda.
260213
.......* - by : Mawan Tazshiqat
...~*
Baru kusadari
setetes embun penuh makna
di antar pagi yang masih dingin
dahaga tiada rasa sudah
yang sudah sudah saja
Mungkin hanya lewat mimpi
kugapai mimpi itu
rinduku yang sungguh
dekap erat pelukmu...
Dengan lesu melangkah
ijinkan aku menyangimu
rasa ini hanya rasamu
rindu ini milikmu
sayang ini pelukmu
sandarkan segala rasa pada bahu
merebahkan sebagian jiwa tersatu
dalam tiap detak detak nadi
mengalir lurus menuju muara
muara tepat di jantung dan hati
hingga tidak mungkin jadi mungkin
dengan setiaku
tetap disini
dan selalu kutuliskan tembang
dan aksara terindah....
...~*
MT240213.-
Salam @ , salam berbagi dalam kebersamaan
By Admin : Mawan T
Ilustrasi : Internet.-
Selasa, 19 Februari 2013
- Budhi Muliansyah II
Aku
telah kuhanyutkan airmataku
pada sungai-sungai mengalir jauh
pada laut-laut mengombak riuh.
Aku ini seorang nelayan
saban harinya menjala kata,
dan belum juga kudapatkan
kata yang bisa mengucapkan kita.
Di rimba belantara kata
aku melihat daun-daun menguning
pada batang tubuh ranting kering
yang hatinya telah patah.
Dan mungkin itu adalah aku.
.
* * *
By Admin : Budhi Muliansyah II
Senin, 18 Februari 2013
Sepi, sunyi, senyap, menelikung hati - Kolaborasi : BR dan DA
Sepi, Sunyi, Senyap, Menelikung Hati
(sebuah kolaborasi)
- Diam membisu,
aku bersembunyi, di punggung malam
menaklukkan diri dari kepungan rindu
+ Lingkaran sepi telah membiusku
tuk memaknai arti hidup
segala tanyaku tak terjawab
ketika segalanya telah bisu bungkam
sedang senyumpun tak lagi ramah
,,,,,biarlah,,,,,
- Tersimpan tawa
teredam senyum, saat teringat
mengatai rasa saat merasa
tak satupun rasa
biar mimpi terhenti digenggaman
+ Ketika tawa hanya kiasan
ketika senyum hanya hiasan
kubur saja segala kenangan
bersama mimpi-mimpi
tanpa arti
walau telah tertelikung hati
biarlah hati merasai
sepi ini indah adanya
- Mimpi,,,,,,
selamanya utuh menjadi mimpi
ketika tetap terdiam dan tak mau mengakui
tak berani bicara
sementara sekeping hati menunggu
hanya demi satu kata
+ Saat satu kata tak pernah terucap
hanya terwakilkan dalam sikap
lalu,,,,terbacakah,,,,?
tak perlu pula untuk dijawab
biarlah hati yang merasai
ketika goresan sakit hati telah melukai
tetap saja indah adanya
dan mimpi masih menggayut
di langit pulasnya malam
- Kata mewakilkan kepastian
lalu bagaimana membaca
kalau semua hanya terlihat bayang-bayang
tertutup awan kepekatan malam
+ Segalanya telah kusamarkan dalam kesengajaan
tak kumau goreskan lagi, lagu sakit hati
ketika kusadar bahwa hati telah mati rasa
kebal sudah akan rasa sakit
,,,,biarlah,,,,,,tinggal melukis bayang-bayang
- Sengaja kusuguhkan perih
agar hina diri tak diketahui
kukemas sakit menjadi amarah
agar tak terlihat lukaku yang memerah
tak apa membenci
tapi sesungguhnya tak benar-benar pergi dari hati
+ Perih ini tak lagi kurasa
sakit ini sudah terbiasa
nyanyi sunyi adalah keseharianku,,,,kini
tembang kangen tak ada bermakna lagi
walau bayang itu tak pernah hilang
sama sekali,,,,,,dari ingatan
- Melupakan teramat sakit
memiliki terlalu sulit
pergilah,,,,,,
tanpa bayangan
tanpa luka karena kehilangan
berlalulah,,,,,
jangan mengikuti
biarkan semua mimpi-mimpi
+ Ragamu taklah pernah teraba
hanya dalam jiwamu aku merasa ada
langkahku melangkah pergi
mencoba untuk tak tinggalkan rasa sakit hati
aku telah bosan untuk selalu menyakiti
dan segala mimpi telah menepi
pada dermaga jiwa yang sunyi
- Tak apa terlukai
sakit ini masih kunikmati
di sudut dermaga sunyi
juga telah kutambatkan diriku
erat,,,,,
mungkin pada simpul yang salah
aku mengikatkan hati
apakah ini dimengerti,,,,,?
+ Ketika rajutan tali temali sudah indah terpilin rapi
usahlah diurai kembali
biarkan hati tertambat sudah
bukan salah hati tertambat
indahnya kenangan biar rapi tersusun
di relung hati
- Selama ini menjadi bodoh sendiri
disini
dengan rasa yang tak berbalas
dipermainkan perasaan dan kata-kata
yang membuat limbung kesadaran
apa ini adil,,,,,?
lalu keindahan apa yang harus dikenang,,,,?
+ Jangan pertanyakan keadilan
ketika rasa pernah dipersatukan
jika lelah menunggu jawaban
dan ternyata sungguh menyakitkan
indah itu hanya sementara dirasakan
+ Tak pernah terlihat jawaban
untuk setiap pertanyaan
selalu bungkam
* untuk kali ini,,,,,,,,
jawablah pertanyaan hati
- Ketika hendak mengucap kata pasti
seperti apa kata hati yang menghendaki
aku terbungkam rasa takut
takut melukai,,,,
kembali melukai dua hati
yang sama-sama terluka
karena luka itu adalah sulit terobati
+ Sekali saja,,,,
aku ingin mendengarnya
setelah itu,,,,,
aku akan mengerti
bahwa hatimu sudah dimiliki hati yang lain
,,,,,,begitu juga dengan aku
lalu,,,,,
biarlah kita sama-sama terluka
- Pernah berujar jujur,
sakit terasa hati hancur
perih menikmati luka hati
satu kisah yang menyakitkan
ketika gegabah dalam ucap
sesungguhnya telah aku ingkari
kata hati,,,,,,
+ Aku hanya butuh jawaban pasti
jangan diam
katakan,,,,,
dan buatlah aku mengerti
seperti aku membuatmu |
mengerti
- Aku tak pernah mengungkap kata dalam ucap
aku hanya biaskan dalam sikap
harusnya terbaca sudah
bahwa rasa ini masih ada
senantiasa ada
karena aku selalu ada
terpaku adaku dalam sepinya jiwa,-
* * *
Posted and edited by : _budiri_
(sebuah kolaborasi)
- Diam membisu,
aku bersembunyi, di punggung malam
menaklukkan diri dari kepungan rindu
+ Lingkaran sepi telah membiusku
tuk memaknai arti hidup
segala tanyaku tak terjawab
ketika segalanya telah bisu bungkam
sedang senyumpun tak lagi ramah
,,,,,biarlah,,,,,
- Tersimpan tawa
teredam senyum, saat teringat
mengatai rasa saat merasa
tak satupun rasa
biar mimpi terhenti digenggaman
+ Ketika tawa hanya kiasan
ketika senyum hanya hiasan
kubur saja segala kenangan
bersama mimpi-mimpi
tanpa arti
walau telah tertelikung hati
biarlah hati merasai
sepi ini indah adanya
- Mimpi,,,,,,
selamanya utuh menjadi mimpi
ketika tetap terdiam dan tak mau mengakui
tak berani bicara
sementara sekeping hati menunggu
hanya demi satu kata
+ Saat satu kata tak pernah terucap
hanya terwakilkan dalam sikap
lalu,,,,terbacakah,,,,?
tak perlu pula untuk dijawab
biarlah hati yang merasai
ketika goresan sakit hati telah melukai
tetap saja indah adanya
dan mimpi masih menggayut
di langit pulasnya malam
- Kata mewakilkan kepastian
lalu bagaimana membaca
kalau semua hanya terlihat bayang-bayang
tertutup awan kepekatan malam
+ Segalanya telah kusamarkan dalam kesengajaan
tak kumau goreskan lagi, lagu sakit hati
ketika kusadar bahwa hati telah mati rasa
kebal sudah akan rasa sakit
,,,,biarlah,,,,,,tinggal melukis bayang-bayang
- Sengaja kusuguhkan perih
agar hina diri tak diketahui
kukemas sakit menjadi amarah
agar tak terlihat lukaku yang memerah
tak apa membenci
tapi sesungguhnya tak benar-benar pergi dari hati
+ Perih ini tak lagi kurasa
sakit ini sudah terbiasa
nyanyi sunyi adalah keseharianku,,,,kini
tembang kangen tak ada bermakna lagi
walau bayang itu tak pernah hilang
sama sekali,,,,,,dari ingatan
- Melupakan teramat sakit
memiliki terlalu sulit
pergilah,,,,,,
tanpa bayangan
tanpa luka karena kehilangan
berlalulah,,,,,
jangan mengikuti
biarkan semua mimpi-mimpi
+ Ragamu taklah pernah teraba
hanya dalam jiwamu aku merasa ada
langkahku melangkah pergi
mencoba untuk tak tinggalkan rasa sakit hati
aku telah bosan untuk selalu menyakiti
dan segala mimpi telah menepi
pada dermaga jiwa yang sunyi
- Tak apa terlukai
sakit ini masih kunikmati
di sudut dermaga sunyi
juga telah kutambatkan diriku
erat,,,,,
mungkin pada simpul yang salah
aku mengikatkan hati
apakah ini dimengerti,,,,,?
+ Ketika rajutan tali temali sudah indah terpilin rapi
usahlah diurai kembali
biarkan hati tertambat sudah
bukan salah hati tertambat
indahnya kenangan biar rapi tersusun
di relung hati
- Selama ini menjadi bodoh sendiri
disini
dengan rasa yang tak berbalas
dipermainkan perasaan dan kata-kata
yang membuat limbung kesadaran
apa ini adil,,,,,?
lalu keindahan apa yang harus dikenang,,,,?
+ Jangan pertanyakan keadilan
ketika rasa pernah dipersatukan
jika lelah menunggu jawaban
dan ternyata sungguh menyakitkan
indah itu hanya sementara dirasakan
+ Tak pernah terlihat jawaban
untuk setiap pertanyaan
selalu bungkam
* untuk kali ini,,,,,,,,
jawablah pertanyaan hati
- Ketika hendak mengucap kata pasti
seperti apa kata hati yang menghendaki
aku terbungkam rasa takut
takut melukai,,,,
kembali melukai dua hati
yang sama-sama terluka
karena luka itu adalah sulit terobati
+ Sekali saja,,,,
aku ingin mendengarnya
setelah itu,,,,,
aku akan mengerti
bahwa hatimu sudah dimiliki hati yang lain
,,,,,,begitu juga dengan aku
lalu,,,,,
biarlah kita sama-sama terluka
- Pernah berujar jujur,
sakit terasa hati hancur
perih menikmati luka hati
satu kisah yang menyakitkan
ketika gegabah dalam ucap
sesungguhnya telah aku ingkari
kata hati,,,,,,
+ Aku hanya butuh jawaban pasti
jangan diam
katakan,,,,,
dan buatlah aku mengerti
seperti aku membuatmu |
mengerti
- Aku tak pernah mengungkap kata dalam ucap
aku hanya biaskan dalam sikap
harusnya terbaca sudah
bahwa rasa ini masih ada
senantiasa ada
karena aku selalu ada
terpaku adaku dalam sepinya jiwa,-
* * *
Posted and edited by : _budiri_
Minggu, 17 Februari 2013
MALAM - by : Budhi Muliansyah
MALAM
Oleh : Budhi Muliansyah
Malam
dalam heningmu
dalam gulitamu,
sunyi membawaku hanyut
di kedamaian yang nyata
yang kurasakan di jiwa.
Dan itu tak kudapati pada pagi,
pada siang,
hingga senjapun datang.
Malam,
kau buat aku mengerti tentang sepi.
Dan sunyi yang selama ini kujauhi
menyimpan banyak arti
saat kuselami dan kupasrahkan diri.
Malam,
di langitmu yang redam
doa-doa tulus mengalir deras
seperti air yang terjun bebas.
Segala gaduh segala cemas pun tuntas
di hatiku yang lepas.
Oleh : Budhi Muliansyah
Malam
dalam heningmu
dalam gulitamu,
sunyi membawaku hanyut
di kedamaian yang nyata
yang kurasakan di jiwa.
Dan itu tak kudapati pada pagi,
pada siang,
hingga senjapun datang.
Malam,
kau buat aku mengerti tentang sepi.
Dan sunyi yang selama ini kujauhi
menyimpan banyak arti
saat kuselami dan kupasrahkan diri.
Malam,
di langitmu yang redam
doa-doa tulus mengalir deras
seperti air yang terjun bebas.
Segala gaduh segala cemas pun tuntas
di hatiku yang lepas.
.
* * *
Sabtu, 16 Februari 2013
JINGGA YANG MURAM - by : Jessica Eria
JINGGA YANG MURAM
Oleh : Jessica Eria
Tertegun liukan ujung sang pena.
Saat terdiam disela jemari senja.
Resah jiwa terisak tanpa kata.
Ketika kesah mengurai gulana.
Saat ingin kulukis bahagia.
Dibentangan langit senja.
Yang mungkin masih tersimpan dibinar mega-mega.
Diantara warna-warni pelangi senja.
Membias indah pada kelopak bunga.
Kemilau merona saat menyentuh gemercik air telaga.
Semua hanya angan semata.
Karena bait-bait aksara sudah tak bermakna.
Nyanyian jiwa terdengar sumbang.
Yang ada kini hanyalah tembang usang.
Aduhai senja...
Kini aku seperti mu.
Yang terdiam dalam rerimbunan detik dan waktu.
Termangu menatap jingga yang muram,
bersama riak kabut yang bergelayut disudut netra.
Dibalik mendung yang kan menumpah
membasahi dan mengenangi persada jiwa.
* * *
Jess. 150213.-
Oleh : Jessica Eria
Tertegun liukan ujung sang pena.
Saat terdiam disela jemari senja.
Resah jiwa terisak tanpa kata.
Ketika kesah mengurai gulana.
Saat ingin kulukis bahagia.
Dibentangan langit senja.
Yang mungkin masih tersimpan dibinar mega-mega.
Diantara warna-warni pelangi senja.
Membias indah pada kelopak bunga.
Kemilau merona saat menyentuh gemercik air telaga.
Semua hanya angan semata.
Karena bait-bait aksara sudah tak bermakna.
Nyanyian jiwa terdengar sumbang.
Yang ada kini hanyalah tembang usang.
Aduhai senja...
Kini aku seperti mu.
Yang terdiam dalam rerimbunan detik dan waktu.
Termangu menatap jingga yang muram,
bersama riak kabut yang bergelayut disudut netra.
Dibalik mendung yang kan menumpah
membasahi dan mengenangi persada jiwa.
* * *
Jess. 150213.-
Jumat, 15 Februari 2013
Air Mata - by : Budi Riyanto
Air Mata
Oleh : Budi Riyanto
Aku lama sudah
menguras banyak air matamu
dari setitik demi setitik
hingga hampir mengering sudah air matamu,
bukan bahagia yang kau dapatkan
tuk hapus air matamu aku berikan,,,,
Karena kembali menetes air matamu karenaku
aku hanya pemilik kata - kata
aku hanya pembuat kecewa,,,,
air matamu sangat berharga tuk kau teteskan untukku
karena aku hanyalah sang petaka
yang purukkanmu pada derita dan derita
hapuslah, hapus air matamu,
jangan kau biarkan kembali menitik dan menetes lagi,-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Aku lama sudah
menguras banyak air matamu
dari setitik demi setitik
hingga hampir mengering sudah air matamu,
bukan bahagia yang kau dapatkan
tuk hapus air matamu aku berikan,,,,
Karena kembali menetes air matamu karenaku
aku hanya pemilik kata - kata
aku hanya pembuat kecewa,,,,
air matamu sangat berharga tuk kau teteskan untukku
karena aku hanyalah sang petaka
yang purukkanmu pada derita dan derita
hapuslah, hapus air matamu,
jangan kau biarkan kembali menitik dan menetes lagi,-
* * *
Salam,,,,,, - by : Budi Riyanto
Salam,,,,
Oleh : Budi Riyanto
Salamku padamu,,,,
Salam pada segalamu yang dulu juga segalaku
karena munafik aku,,,
bila tak rindu,,,,,
Penatku hari ini,,,,,,,,
akan rinduku yang meninggi,,,
walau kutahu pasti,,,kau takkan merasai
andaikan segalamu masih segalaku,,,,,
pasti kan cepat penatku berlalu
Tapi mauku takkan lagi ku ganggumu
tuk langkahkan kaki dalam senandung yang lain,,,,
Salamku padamu
sampaikan tulus pada segalamu,,,,
yang dulu utuh juga segalaku
tak lebih,,,,sekedar salam
atas keinginan naluriku,,,
andai hendak itu kau abaikan,,,,,
dan biarkanku pada sepi merindu akan segalamu,,,,,,
yang dulu juga segalaku,,,,
Namun saat sadarku
aku tersadar dari sadar akan siapa adaku,,,padamu,,,,
Salamku,,,mungkin satu salam terakhir akan adamu,,,,
saatku tak setegar dulu tuk hadapi segala ini
Dan tolong sampaikan salam terakhirku pada segalamu,
yang dulu juga segalaku,,,,
karenamu ada aku didadamu,
,,,dulu,,,
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Salamku padamu,,,,
Salam pada segalamu yang dulu juga segalaku
karena munafik aku,,,
bila tak rindu,,,,,
Penatku hari ini,,,,,,,,
akan rinduku yang meninggi,,,
walau kutahu pasti,,,kau takkan merasai
andaikan segalamu masih segalaku,,,,,
pasti kan cepat penatku berlalu
Tapi mauku takkan lagi ku ganggumu
tuk langkahkan kaki dalam senandung yang lain,,,,
Salamku padamu
sampaikan tulus pada segalamu,,,,
yang dulu utuh juga segalaku
tak lebih,,,,sekedar salam
atas keinginan naluriku,,,
andai hendak itu kau abaikan,,,,,
dan biarkanku pada sepi merindu akan segalamu,,,,,,
yang dulu juga segalaku,,,,
Namun saat sadarku
aku tersadar dari sadar akan siapa adaku,,,padamu,,,,
Salamku,,,mungkin satu salam terakhir akan adamu,,,,
saatku tak setegar dulu tuk hadapi segala ini
Dan tolong sampaikan salam terakhirku pada segalamu,
yang dulu juga segalaku,,,,
karenamu ada aku didadamu,
,,,dulu,,,
* * *
Catatan ke-30 - by : Budi Riyanto
Catatan ke-30
Oleh : Budi Riyanto
Dan berakhir disini,,,,
pada titik kejenuhan yang telah memuncak,,,,,
takkan kucoba untuk kembali
bila hanya akan saling menyakiti,,,,,,,
Jenuh sudah aku jalani jalinan ini,,,,
muak aku akan perselisihan ini,
yang senantiasa ada disetiap nafas berhembus,,,,
Sesak sudah aku bernafas dan aku biarkan kau terlepas
,,,,agar bisa kembali lega kubernafas
Kuisi hariku tanpa cemburu
akan kucoba matikan rasa segala rasa
yang pernah ada detik ini,
menjelang dini hari bersamaan bergantinya hari
maaf,,,, mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari ini,,,, ,,,,
,,,,aku coba berjanji dalam hati,,,,pada diri sendiri,
,,,, ,,,,, untuk tidak punya rasa,,,, ,,,,,
rasa tak peduli lagi sama sekali akan segala apa keadaanmu
maafkan aku,,,,
Muak sudah aku
jenuh sudah kini adaku,,,,
akan segala kisah kita yang semakin racuni jiwaku,,,,
Disini pernah aku awali,,,,
disini pula telah akan aku akhiri segala cerita ini,-
Jakarta, 28 Juli 2011
Oleh : Budi Riyanto
Dan berakhir disini,,,,
pada titik kejenuhan yang telah memuncak,,,,,
takkan kucoba untuk kembali
bila hanya akan saling menyakiti,,,,,,,
Jenuh sudah aku jalani jalinan ini,,,,
muak aku akan perselisihan ini,
yang senantiasa ada disetiap nafas berhembus,,,,
Sesak sudah aku bernafas dan aku biarkan kau terlepas
,,,,agar bisa kembali lega kubernafas
Kuisi hariku tanpa cemburu
akan kucoba matikan rasa segala rasa
yang pernah ada detik ini,
menjelang dini hari bersamaan bergantinya hari
maaf,,,, mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari ini,,,, ,,,,
,,,,aku coba berjanji dalam hati,,,,pada diri sendiri,
,,,, ,,,,, untuk tidak punya rasa,,,, ,,,,,
rasa tak peduli lagi sama sekali akan segala apa keadaanmu
maafkan aku,,,,
Muak sudah aku
jenuh sudah kini adaku,,,,
akan segala kisah kita yang semakin racuni jiwaku,,,,
Disini pernah aku awali,,,,
disini pula telah akan aku akhiri segala cerita ini,-
Jakarta, 28 Juli 2011
Di bawah lampu merah - by : Budi Riyanto
Di bawah lampu merah
Oleh : Budi Riyanto
Telanjang kaki,,,,
dekil kumal,,,kaos warna merah,,,
sudah hilang warna
hanya merah kehitaman,,,
rambut kumal seakan sebulan sudah, tak tersentuh samphoo,,,,
dan tersiram air,,,,
Lampu masih menyala merah,
langkah kecil bocah itu menghampiri,
tangan meminta mulut menggumam,
sekedar buat makan
katanya,,,,
Lampu sudah berganti hijau,
aku melaju,,,,,
dengan sedikit gambaran
menerawang dimataku,,,,
subur negriku setelah puluhan tahun merdeka,,,,
subur dengan koruptor,,,
subur akan peminta-minta,,,,,
subur akan wanita yang telah tuna akan susila
subur akan lekaki yang
belang hidungnya,,,,,
subur akan kemaksiatan
pada setiap sudut -sudut kota di negri ini,,,,,
Bocah telanjang kaki sudah hilang dari pandangan,,,,
Pada lampu merah yang kesekian kembali kutemui
pasangan maksiat atau entah apa,,,,,,
Aku tak peduli,-
* * *
Jakarta,21 Agustus 2011
Oleh : Budi Riyanto
Telanjang kaki,,,,
dekil kumal,,,kaos warna merah,,,
sudah hilang warna
hanya merah kehitaman,,,
rambut kumal seakan sebulan sudah, tak tersentuh samphoo,,,,
dan tersiram air,,,,
Lampu masih menyala merah,
langkah kecil bocah itu menghampiri,
tangan meminta mulut menggumam,
sekedar buat makan
katanya,,,,
Lampu sudah berganti hijau,
aku melaju,,,,,
dengan sedikit gambaran
menerawang dimataku,,,,
subur negriku setelah puluhan tahun merdeka,,,,
subur dengan koruptor,,,
subur akan peminta-minta,,,,,
subur akan wanita yang telah tuna akan susila
subur akan lekaki yang
belang hidungnya,,,,,
subur akan kemaksiatan
pada setiap sudut -sudut kota di negri ini,,,,,
Bocah telanjang kaki sudah hilang dari pandangan,,,,
Pada lampu merah yang kesekian kembali kutemui
pasangan maksiat atau entah apa,,,,,,
Aku tak peduli,-
* * *
Jakarta,21 Agustus 2011
Akhirnya - by : Budi Riyanto
Akhirnya
Oleh : Budi Riyanto
Wahai sang maya,,,,
ternyata juga hadir bayangmu
dimalam tadi
telah sibuk kususun rapi ranjang mimpi
undang hadirmu datang menghiasi
pagi ini kutunggu sapamu
sebatas sapa khabarkan adamu,
wahai sang maya,
aku terkurung dalam sepi ilusi
merangkai mimpi tanpa ada hadirmu,
yang selama ini kurindu
dengan manis senyum mengembang,
menyambutku datang,
wahai sang maya,
maafkan aku jika kini merindu
akan segala canda dan tawamu
maafkan aku wahai sang maya,
aku membawamu kelembah ilusiku,-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Wahai sang maya,,,,
ternyata juga hadir bayangmu
dimalam tadi
telah sibuk kususun rapi ranjang mimpi
undang hadirmu datang menghiasi
pagi ini kutunggu sapamu
sebatas sapa khabarkan adamu,
wahai sang maya,
aku terkurung dalam sepi ilusi
merangkai mimpi tanpa ada hadirmu,
yang selama ini kurindu
dengan manis senyum mengembang,
menyambutku datang,
wahai sang maya,
maafkan aku jika kini merindu
akan segala canda dan tawamu
maafkan aku wahai sang maya,
aku membawamu kelembah ilusiku,-
* * *
KITA - by : Boy Refa Redo
KITA
Oleh : Boy Refa Redo
.
Entah sudah berapa banyak kuukir kata-kata,
kususun-susun,
kurangkai-rangkai,
kususuri jejak-jejaknya
hingga ke ujung mayapada.
Saban hari kupilah-pilah
kueja dan kubaca,
belum juga kudapatkan kata yang bisa mengucapkan kita.
Aku ini seorang pemahat,
Yang setiap harinya mengukir-ngukir kata.
Dari bentangan jagad hingga ke liang lahat,
namun belum juga kudapat
kata-kata yang bisa mengucapkan kita.
Lalu kemana hendak menuju? Kau dan aku.
Kau adalah kau
aku adalah aku
sedangkan kita?
Kita adalah dua jiwa satu hati.
Sudah begitu banyak kata-kata
yang terlahir dari jemariku
dan belum juga kudapatkan kata
yang bisa mengucapkan kita.
.
* * *
Oleh : Boy Refa Redo
.
Entah sudah berapa banyak kuukir kata-kata,
kususun-susun,
kurangkai-rangkai,
kususuri jejak-jejaknya
hingga ke ujung mayapada.
Saban hari kupilah-pilah
kueja dan kubaca,
belum juga kudapatkan kata yang bisa mengucapkan kita.
Aku ini seorang pemahat,
Yang setiap harinya mengukir-ngukir kata.
Dari bentangan jagad hingga ke liang lahat,
namun belum juga kudapat
kata-kata yang bisa mengucapkan kita.
Lalu kemana hendak menuju? Kau dan aku.
Kau adalah kau
aku adalah aku
sedangkan kita?
Kita adalah dua jiwa satu hati.
Sudah begitu banyak kata-kata
yang terlahir dari jemariku
dan belum juga kudapatkan kata
yang bisa mengucapkan kita.
.
* * *
Pudar - by : Fadjar Arifianto
Karya member @TEMBANG JIWA : Fadjar Arifianto
Pudar
Oleh : Fadjar Arifianto
Di sela pekatnya malam
dingin ku rasa mengiris segala asaku
semangat yg dulu membakar jiwa
stiap bulir keringat yg terasa
memicu hasrat tuk memeluk jiwamu
Entah untuk apa aku sekrang meniti jalan ini
bayang dirimu yg terlintas d benakku
dengan pelan menghilang
semakin jauh
memudar
sepatah katapun tak jua kau tinggalkan
hanya ribuan tanya yang mengendap direlung jiwa
takkan terjawab
kan kubiarkan mengendap
membusuk
Dan kan kujadikan rabuk bunga cinta yang baru
meski tak seindah dulu.-
* * *
Salam @
Kiriman member : Fadjar Arifianto
Posted and edited by : _budiri_
Ilustrasi : Internet,-
Pudar
Oleh : Fadjar Arifianto
Di sela pekatnya malam
dingin ku rasa mengiris segala asaku
semangat yg dulu membakar jiwa
stiap bulir keringat yg terasa
memicu hasrat tuk memeluk jiwamu
Entah untuk apa aku sekrang meniti jalan ini
bayang dirimu yg terlintas d benakku
dengan pelan menghilang
semakin jauh
memudar
sepatah katapun tak jua kau tinggalkan
hanya ribuan tanya yang mengendap direlung jiwa
takkan terjawab
kan kubiarkan mengendap
membusuk
Dan kan kujadikan rabuk bunga cinta yang baru
meski tak seindah dulu.-
* * *
Salam @
Kiriman member : Fadjar Arifianto
Posted and edited by : _budiri_
Ilustrasi : Internet,-
Kamis, 14 Februari 2013
Inginku - by : Budi Riyanto
Inginku
Oleh : Budi Riyanto
Inginku,,,,
dongengkan kisah menjelang lelapmu
dalam bisik mata setengah pejam
mengantar lenamu
arungi mimpi
hilangkan keresahan jiwamu
hingga pulas terlelap
Inginku,,,
untai kata susun kalimat
baluri sekujur tubuhmu,,,dalam selimut hangat
elusan kata menuju lelap
pada dingin telingamu
yang tertutup helai-helai rambutmu
Lalu,,,apa mampuku
kalimatku tak seindah Pujangga bersyair
tak semolek Penyair berpuisi
tak sebijak Seniman bersajak
Aku,,,,
hanyalah penyusun kata
perangkai kalimat, menemani malammu yang pekat
menuju mimpimu
mengantar lelapmu
mengurai resahmu agar tak terbawa dalam mimpimu
Inginku,,,,,
hanya temani malammu
lewat mimpimu,-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Inginku,,,,
dongengkan kisah menjelang lelapmu
dalam bisik mata setengah pejam
mengantar lenamu
arungi mimpi
hilangkan keresahan jiwamu
hingga pulas terlelap
Inginku,,,
untai kata susun kalimat
baluri sekujur tubuhmu,,,dalam selimut hangat
elusan kata menuju lelap
pada dingin telingamu
yang tertutup helai-helai rambutmu
Lalu,,,apa mampuku
kalimatku tak seindah Pujangga bersyair
tak semolek Penyair berpuisi
tak sebijak Seniman bersajak
Aku,,,,
hanyalah penyusun kata
perangkai kalimat, menemani malammu yang pekat
menuju mimpimu
mengantar lelapmu
mengurai resahmu agar tak terbawa dalam mimpimu
Inginku,,,,,
hanya temani malammu
lewat mimpimu,-
* * *
Aku - by : Budi Riyanto
Aku
Oleh : Budi Riyanto
Aku kembara diantara langit maya
antara gelapnya awan ditengah malam
aku,,,,,,,
pengawal malam tanpa kendara
untuk keruhkan mimpimu
dengan selaksa mimpi-mimpi burukku
Hidup ini terawang antara nyata dan maya
Singgah sekejap dalam mimpi
habiskan malam tanpa diganggu lolongan panjang serigala
Rindumu adalah buih samudra yang menghempas pasir pantai
tanpa bekas,,,,,
berserak sepanjang pantai tanpa arti,,,,,
Diatas langitmu
masih ada lagi langit menunggu,,,,,,,,,,,,,
- - - - -
Oleh : Budi Riyanto
Aku kembara diantara langit maya
antara gelapnya awan ditengah malam
aku,,,,,,,
pengawal malam tanpa kendara
untuk keruhkan mimpimu
dengan selaksa mimpi-mimpi burukku
Hidup ini terawang antara nyata dan maya
Singgah sekejap dalam mimpi
habiskan malam tanpa diganggu lolongan panjang serigala
Rindumu adalah buih samudra yang menghempas pasir pantai
tanpa bekas,,,,,
berserak sepanjang pantai tanpa arti,,,,,
Diatas langitmu
masih ada lagi langit menunggu,,,,,,,,,,,,,
- - - - -
Aku Masih Punya Hati - by : Budi Riyanto
Aku Masih Punya Hati
Oleh : Budi Riyanto
nurani,,,,
naluri,
'ntah apalagi,,,
terbangun dari mimpi
mencubit diri,,,
aku belum mati rasa
aku masih punya hati
'ntah berwarna apa
belum pernah aku membelahnya
karena aku hanya tak ingin
untuk berbagi hati,,,,,
aku belum mati rasa
,,,,aku masih punya hati,-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
nurani,,,,
naluri,
'ntah apalagi,,,
terbangun dari mimpi
mencubit diri,,,
aku belum mati rasa
aku masih punya hati
'ntah berwarna apa
belum pernah aku membelahnya
karena aku hanya tak ingin
untuk berbagi hati,,,,,
aku belum mati rasa
,,,,aku masih punya hati,-
* * *
UNTUKMU YANG TERNANTI - by : Jessica Eria
UNTUKMU YANG TERNANTI
Oleh : Jessica Eria
Sendiri dalam hening malam.
Tanpa kata dan terdiam.
Merenungi jiwa yang dilanda kelam.
Sunyi membawa lena pada pekatnya malam.
Merengkuh asa dalam kesunyian yang mencekam.
Telah kita lewati hari dan mengarungi mimpi-mimpi.
Yang selalu ingin kita gapai.
Apakah semua akan kau akhiri ???
Lelah hati ini.
Menanti diammu yang tak kunjung henti.
Namun selalu ada ketulusan dihati.
Untukmu yang ternanti.
Aku hanya ingin kau ada menemani.
Tak pernah terpikir ada sosok lain pengganti.
Karena hanya engkau yang bertahta disanubari.
Sebelum aku melangkah disepinya hari.
Dan sebelum rinduku membeku dan mati.
Sebait doa tulus kulantunkan untukmu.
Semoga kau bahagia selalu.
Maafkan aku.
Jika aku tak sempurna dan tak bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Juga tuk memberikan kebahagiaan padamu.
* * *
Jess. 150213.-
Oleh : Jessica Eria
Sendiri dalam hening malam.
Tanpa kata dan terdiam.
Merenungi jiwa yang dilanda kelam.
Sunyi membawa lena pada pekatnya malam.
Merengkuh asa dalam kesunyian yang mencekam.
Telah kita lewati hari dan mengarungi mimpi-mimpi.
Yang selalu ingin kita gapai.
Apakah semua akan kau akhiri ???
Lelah hati ini.
Menanti diammu yang tak kunjung henti.
Namun selalu ada ketulusan dihati.
Untukmu yang ternanti.
Aku hanya ingin kau ada menemani.
Tak pernah terpikir ada sosok lain pengganti.
Karena hanya engkau yang bertahta disanubari.
Sebelum aku melangkah disepinya hari.
Dan sebelum rinduku membeku dan mati.
Sebait doa tulus kulantunkan untukmu.
Semoga kau bahagia selalu.
Maafkan aku.
Jika aku tak sempurna dan tak bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Juga tuk memberikan kebahagiaan padamu.
* * *
Jess. 150213.-
DIANTARA BIAS SENJA - by : Dinda Arnelia Syahtifa II
DIANTARA BIAS SENJA
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa II
Diantara rona bias senja.
Ada bayangmu disana,
Yang terdiam tanpa kata.
Namun bayangmu perlahan menjauh.
Yang tak sempat kudekati dan kujamah.
Ada perih yang mengaliri nadi.
Terasa pilu kalbu memandangi.
Jejakmu kian menjauh pergi.
Ingin hati merengkuhmu dan menyatukan rasa.
Mendekapmu dalam damai senja.
Diantara bias senja ada bayangmu.
Dan aku hanya mampu menatap dengan debar didada.
* * *
DAS. 140213.
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa II
Diantara rona bias senja.
Ada bayangmu disana,
Yang terdiam tanpa kata.
Namun bayangmu perlahan menjauh.
Yang tak sempat kudekati dan kujamah.
Ada perih yang mengaliri nadi.
Terasa pilu kalbu memandangi.
Jejakmu kian menjauh pergi.
Ingin hati merengkuhmu dan menyatukan rasa.
Mendekapmu dalam damai senja.
Diantara bias senja ada bayangmu.
Dan aku hanya mampu menatap dengan debar didada.
* * *
DAS. 140213.
Selasa, 12 Februari 2013
- - - - - by : Budi Riyanto
- - - - -
Oleh : Budi Riyanto
Dan jejakmu terhapus sudah
tertutup debu
sisa kemarau yang tertinggal
hilang tanpa bekas
sedang rinduku padamu bagaikan candu
yang membius siksa rasaku
Aku mencarimu,,,,,,,,,,,
diantara puing-puing kisah resah
sketsa perjalanan kasih yang salah
Hilang jejakmu tergilas debu
hilang bayangmu, diantara rinai hujan
yang gantikan kemarau berkepanjangan
Aku mencoba,,,,melupakanmu
walau rindu telah mencandu
namun aku tak mau tersiksa rasa
yang selalu membius hari-hariku
hingga limbungkan arah langkah
tanpa arah,,,,,,,,,,
Aku mencarimu, untuk melupakanmu.-
Oleh : Budi Riyanto
Dan jejakmu terhapus sudah
tertutup debu
sisa kemarau yang tertinggal
hilang tanpa bekas
sedang rinduku padamu bagaikan candu
yang membius siksa rasaku
Aku mencarimu,,,,,,,,,,,
diantara puing-puing kisah resah
sketsa perjalanan kasih yang salah
Hilang jejakmu tergilas debu
hilang bayangmu, diantara rinai hujan
yang gantikan kemarau berkepanjangan
Aku mencoba,,,,melupakanmu
walau rindu telah mencandu
namun aku tak mau tersiksa rasa
yang selalu membius hari-hariku
hingga limbungkan arah langkah
tanpa arah,,,,,,,,,,
Aku mencarimu, untuk melupakanmu.-
1999 - by : Amri JO
1999
Oleh : Amri JO
Di diamku,
berdiam dian asmara rasa.
Merajuti binar rindu,
serimbun rindang cinta.
..diujung palung jantung,..
Kukurung ia.
Kaulah yang mesra mesum,
mencumbu cumbu alam kalbuku.
Kau,kaulah..,
binal nafsu angan anginku.
Sumbat sambutlah..
Lumat lamatlah,.
Birahi rahim hasratku.
.,lalu luluhlah..
Dikisah kasih cinta.
Engkau..
Kupu kupu yang kulingkup tangkap.
Oleh ulah jari-jari anganku.
Kemudian menjadi lagu lugu..
Dinada nadi hari hariku.
* * *
Oleh : Amri JO
Di diamku,
berdiam dian asmara rasa.
Merajuti binar rindu,
serimbun rindang cinta.
..diujung palung jantung,..
Kukurung ia.
Kaulah yang mesra mesum,
mencumbu cumbu alam kalbuku.
Kau,kaulah..,
binal nafsu angan anginku.
Sumbat sambutlah..
Lumat lamatlah,.
Birahi rahim hasratku.
.,lalu luluhlah..
Dikisah kasih cinta.
Engkau..
Kupu kupu yang kulingkup tangkap.
Oleh ulah jari-jari anganku.
Kemudian menjadi lagu lugu..
Dinada nadi hari hariku.
* * *
Senin, 11 Februari 2013
PENYAIR DAN RINTIH SEPI - by : Boy Refa Redo
PENYAIR DAN RINTIH SEPI
Oleh : Boy Refa Redo
.
Malam menebar debar
hujan turun berderaian
pada sebuah laman yang rindang
ia kumpulkan huruf-huruf
yang tercerai-berai
dan merangkainya jadi sebuah puisi.
Namun tetap saja ia risau
seakan di hujani ribuan rinai sunyi
yang sekujur tubuhnya di kuyupi sepi.
"Sementara deru angin menggelegar,
menggelar lagu kemurungan."
Sebuah pena yang sedari tadi di pegangnya
di celupkannya pada senganga luka
lalu di tulisnya:
aku ini apalah
aku cuma jejak-jejak kaki pengelana kata
isak tangis pujangga dalam syairnya
ampas sisa pada secangkir kopi
bau kecut pada rindu nan basi.
Aku ini cuma sekelebat cemas
aku ini cuma ceritera usang
yang terbuang di semak ilalang.
Sekeping hati yang redup, layu, dan kemudian mati.
Aku ini cuma sepotong puisi,
sajak-sajak yang terlupakan.
Malam menebar debar
hujan turun berderaian.
Oleh : Boy Refa Redo
.
Malam menebar debar
hujan turun berderaian
pada sebuah laman yang rindang
ia kumpulkan huruf-huruf
yang tercerai-berai
dan merangkainya jadi sebuah puisi.
Namun tetap saja ia risau
seakan di hujani ribuan rinai sunyi
yang sekujur tubuhnya di kuyupi sepi.
"Sementara deru angin menggelegar,
menggelar lagu kemurungan."
Sebuah pena yang sedari tadi di pegangnya
di celupkannya pada senganga luka
lalu di tulisnya:
aku ini apalah
aku cuma jejak-jejak kaki pengelana kata
isak tangis pujangga dalam syairnya
ampas sisa pada secangkir kopi
bau kecut pada rindu nan basi.
Aku ini cuma sekelebat cemas
aku ini cuma ceritera usang
yang terbuang di semak ilalang.
Sekeping hati yang redup, layu, dan kemudian mati.
Aku ini cuma sepotong puisi,
sajak-sajak yang terlupakan.
Malam menebar debar
hujan turun berderaian.
.
* * *
Sabtu, 09 Februari 2013
PENJAGAL - by : Boy Refa Redo
PENJAGAL
Oleh : Boy Refa Redo
.
Berdiri pada tepian sebuah liang
mata menatap jalang,
liar pandang
pada tubuh
yang hampir mati.
Aroma darah mengumbar
terbawa kitaran angin
yang terhembus
diantara jas hitam
yang melekat pada tubuhmu.
Di tangannya yang kekar:
suara-suara rintihan
jerit-jerit ketakutan
tangis-tangis kesakitan
terdengar nyaring bergetaran.
Penjagal,
belas kasihan itu telah hilang
karena uang.
Karena kesenangan,
yang haram di halalkan
yang kejam di laksanakan.
Setitik linang
menetas di merah matamu,
pada waktu-waktu yang lengang.
* * *
Oleh : Boy Refa Redo
.
Berdiri pada tepian sebuah liang
mata menatap jalang,
liar pandang
pada tubuh
yang hampir mati.
Aroma darah mengumbar
terbawa kitaran angin
yang terhembus
diantara jas hitam
yang melekat pada tubuhmu.
Di tangannya yang kekar:
suara-suara rintihan
jerit-jerit ketakutan
tangis-tangis kesakitan
terdengar nyaring bergetaran.
Penjagal,
belas kasihan itu telah hilang
karena uang.
Karena kesenangan,
yang haram di halalkan
yang kejam di laksanakan.
Setitik linang
menetas di merah matamu,
pada waktu-waktu yang lengang.
* * *
MASIH TENTANG KITA - by : Mawan Thazshiqat
MASIH TENTANG KITA
oleh: Mawan Thazshiqat
masih kah kau ingat
kala pagi menyapa dengan dinginya
kau bangunkan aku
dengan bisik rayumu nan manja
dan ku terbangun
ketika itu jua kau kudekap manja
masih kah kau ingat
di pagi itu
ku belai rambutmu
dan kucium keningmu
dan kau rebahkan kepala di dadaku
dengan nafas tersengal kau katakan
peluk aku
dekap aku
dan pegang di tiap sela jemariku
dan inilah yang masih aku rasa
di tiap nafasmu
di tiap detak nadimu
dan MASIH TENTANG KITA
yang tak pernah terlupa
jauh di dasar jiwaku
kau milikku
dan di dalam hatiku
tersebut namamu
dan MASIH TENTANG KITA
sepanjang rasa
yang akan tetap bersemayam di hati...
Aku yakin
MASIH TENTANG KITA
* * *
Salam @
By admin : Mawan T --- KDR090i2n2013
oleh: Mawan Thazshiqat
masih kah kau ingat
kala pagi menyapa dengan dinginya
kau bangunkan aku
dengan bisik rayumu nan manja
dan ku terbangun
ketika itu jua kau kudekap manja
masih kah kau ingat
di pagi itu
ku belai rambutmu
dan kucium keningmu
dan kau rebahkan kepala di dadaku
dengan nafas tersengal kau katakan
peluk aku
dekap aku
dan pegang di tiap sela jemariku
dan inilah yang masih aku rasa
di tiap nafasmu
di tiap detak nadimu
dan MASIH TENTANG KITA
yang tak pernah terlupa
jauh di dasar jiwaku
kau milikku
dan di dalam hatiku
tersebut namamu
dan MASIH TENTANG KITA
sepanjang rasa
yang akan tetap bersemayam di hati...
Aku yakin
MASIH TENTANG KITA
* * *
Salam @
By admin : Mawan T --- KDR090i2n2013
BUTIRAN KASIH - by : Jessica Eria
BUTIRAN KASIH
Oleh : Jessica Eria
Pada hamparan jiwamu.
Telah ku semai butir-butir kasih,
yang lama kusimpan diberanda kalbu.
Lentik jemari menguntai bait-bait syahdu.
Tuk luahkan segala rasaku.
Kuingin kau selalu ada
bersama meniti hari menali jemari lewati waktu.
Kurindu pada canda tawamu.
Yang kerap mewarnai perjalanan kasih kau dan aku.
Inginnya hati selalu kau temani.
Meski kutau, bagaikan mengharap pelangi dimalam hari.
Kini kusadari langkahmu perlahan menjauh pergi.
Tak seperti tarian pena di gemuai jemari.
Yang kan menjadi untaian puisi indah diberanda maya ini.
Ingin kurengkuh jemarimu.
Tuk tautkan rasa dirasamu.
Melabuhkan bahtera nan biru.
Di dermaga kasihmu.
Agar takkan ada lagi resah yang mengganggu.
Hingga kan tercipta damai
di semenanjung sukmaku.
Jess . 100213.-
Oleh : Jessica Eria
Pada hamparan jiwamu.
Telah ku semai butir-butir kasih,
yang lama kusimpan diberanda kalbu.
Lentik jemari menguntai bait-bait syahdu.
Tuk luahkan segala rasaku.
Kuingin kau selalu ada
bersama meniti hari menali jemari lewati waktu.
Kurindu pada canda tawamu.
Yang kerap mewarnai perjalanan kasih kau dan aku.
Inginnya hati selalu kau temani.
Meski kutau, bagaikan mengharap pelangi dimalam hari.
Kini kusadari langkahmu perlahan menjauh pergi.
Tak seperti tarian pena di gemuai jemari.
Yang kan menjadi untaian puisi indah diberanda maya ini.
Ingin kurengkuh jemarimu.
Tuk tautkan rasa dirasamu.
Melabuhkan bahtera nan biru.
Di dermaga kasihmu.
Agar takkan ada lagi resah yang mengganggu.
Hingga kan tercipta damai
di semenanjung sukmaku.
Jess . 100213.-
Jumat, 08 Februari 2013
Menunggu Tibanya - by : Budi Riyanto
Menunggu Tibanya
Oleh : Budi Riyanto
Menunggu tibanya adalah tak sebentar
lembar - lembar kalender telah banyak terbuang dan terbakar
pada onggokan sampah
menunggu tibanya adalah butuh banyak waktu
sedangkan waktu kian laju berlalu
,,,,tak apalah,,,,
belum juga tiba adamu,,,,,,
Mereka tak akan tahu sepiku
mereka tak akan pahami sepimu
mereka tak akan pernah mengerti sepinya kita
mereka juga tak akan tahu kapan tibanya
,,,,diantara kita,,,,,,,
Aku menyimpan sepimu
dan kau simpan juga sepiku
sepi ini biarlah milik kita
menunggu tibanya
,,,,,diantara kita,,,,
hingga puluhan lembaran kalender
berganti dan selalu berganti
Biarlah,,,,,
sepimu, sepiku, sepinya kita,
kita nikmati menunggu tibanya
karena ini milik kita,,
* * *
| Jakarta, 08 Februari 2013,-
Oleh : Budi Riyanto
Menunggu tibanya adalah tak sebentar
lembar - lembar kalender telah banyak terbuang dan terbakar
pada onggokan sampah
menunggu tibanya adalah butuh banyak waktu
sedangkan waktu kian laju berlalu
,,,,tak apalah,,,,
belum juga tiba adamu,,,,,,
Mereka tak akan tahu sepiku
mereka tak akan pahami sepimu
mereka tak akan pernah mengerti sepinya kita
mereka juga tak akan tahu kapan tibanya
,,,,diantara kita,,,,,,,
Aku menyimpan sepimu
dan kau simpan juga sepiku
sepi ini biarlah milik kita
menunggu tibanya
,,,,,diantara kita,,,,
hingga puluhan lembaran kalender
berganti dan selalu berganti
Biarlah,,,,,
sepimu, sepiku, sepinya kita,
kita nikmati menunggu tibanya
karena ini milik kita,,
* * *
| Jakarta, 08 Februari 2013,-
JIWA KOSONG - by : Mawan Thazshiqat
JIWA KOSONG
Oleh : Mawan Thazshiqat
merangkai kata ungkapan jiwa
terhampar dalam hamparan
sejak tiada mendengar kasihmu
sangat terasa kehampaan
hari hari sunyi tanpa gairah
JIWA KOSONG
semua terasa MATI
karena cinta teramat dalam
pengharapan dalam penantian
hati menangis teriris
rindu akan dirimu di setiap waktu
memeluk bayangmu disetiap tidur
kugaris pada renungan hati
selagi jiwaku masih ada
dirimu akan tetap kuraih
Namun...
Jika diriku sudah tiada
suatu kebanggaan
bahwa diriku telah memiliki
" CINTA SEJATI "
F U
07e02g13
Oleh : Mawan Thazshiqat
merangkai kata ungkapan jiwa
terhampar dalam hamparan
sejak tiada mendengar kasihmu
sangat terasa kehampaan
hari hari sunyi tanpa gairah
JIWA KOSONG
semua terasa MATI
karena cinta teramat dalam
pengharapan dalam penantian
hati menangis teriris
rindu akan dirimu di setiap waktu
memeluk bayangmu disetiap tidur
kugaris pada renungan hati
selagi jiwaku masih ada
dirimu akan tetap kuraih
Namun...
Jika diriku sudah tiada
suatu kebanggaan
bahwa diriku telah memiliki
" CINTA SEJATI "
F U
07e02g13
PADA SEBUAH SENJA - by : Budi Riyanto
PADA SEBUAH SENJA
Oleh : Budi Riyanto
Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi
Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang
Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar
Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap
Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013
Salam TEMBANG JIWA, dalam temaram senja
: Budi Riyanto
Oleh : Budi Riyanto
Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi
Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang
Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar
Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap
Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-
* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013
Salam TEMBANG JIWA, dalam temaram senja
: Budi Riyanto
AKU DAN SEBAGIAN - by : Mawan Thazshiqat
AKU DAN SEBAGIAN
Oleh : Mawan Thazshiqat
disini,
dulu,
hingga sekarang,
saat ku tapak kan jejak
dengan ke dua kaki ku
aku dan ke akuanku
telah menjadi sebagian
sisi ruang yg sebagian
aku dan sebagian
menjadi bagian
dan tak seorang pun
karena sebagian jiwa
adalah sebagian aku...
Inilah hidup ku
yang telah jadi bagian
dari sebuah perjalanan hidup
aku, tak seorang pun mampu
menghalangi sebagian aku
tak jua sebagian ku
karena ini telah terjadi
dan menjadi bagian
jiwa yang terus hidup
dari sebagian
dan inilah yang telah
bila terjadi terjadilah
karena ini hidup ku
dan telah menjadi bagian hidup ku
* * *
By admin : Mawan Thazshiqat
Oleh : Mawan Thazshiqat
disini,
dulu,
hingga sekarang,
saat ku tapak kan jejak
dengan ke dua kaki ku
aku dan ke akuanku
telah menjadi sebagian
sisi ruang yg sebagian
aku dan sebagian
menjadi bagian
dan tak seorang pun
karena sebagian jiwa
adalah sebagian aku...
Inilah hidup ku
yang telah jadi bagian
dari sebuah perjalanan hidup
aku, tak seorang pun mampu
menghalangi sebagian aku
tak jua sebagian ku
karena ini telah terjadi
dan menjadi bagian
jiwa yang terus hidup
dari sebagian
dan inilah yang telah
bila terjadi terjadilah
karena ini hidup ku
dan telah menjadi bagian hidup ku
* * *
By admin : Mawan Thazshiqat
Kamis, 07 Februari 2013
DIAMKU - by : Budi Riyanto
DIAMKU
Oleh : Budi Riyanto
Terbata merangkai kata
tertatih menyusun kalimat
terhenti,,,,
diam
terpaku,,,,memaku langkah
Pada persimpangan, terkurung keterasingan
diam,,,,
menyapa tak bertegur
menegur tak tersapa
seolah tanya tak ada jawab
Diamlah,,,,diamkan akuku
tersumbat
dalam rangkai kataku susun kalimat
Sepi sapa, senyap tiada jawab
baiknya aku diam, sebelum luka tersayat dalam
baiknya aku berkaca, sebelum cermin terbelah dua
Lalu,,,,
biarkan adanya kita, tetap berada diantara "kita",-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Terbata merangkai kata
tertatih menyusun kalimat
terhenti,,,,
diam
terpaku,,,,memaku langkah
Pada persimpangan, terkurung keterasingan
diam,,,,
menyapa tak bertegur
menegur tak tersapa
seolah tanya tak ada jawab
Diamlah,,,,diamkan akuku
tersumbat
dalam rangkai kataku susun kalimat
Sepi sapa, senyap tiada jawab
baiknya aku diam, sebelum luka tersayat dalam
baiknya aku berkaca, sebelum cermin terbelah dua
Lalu,,,,
biarkan adanya kita, tetap berada diantara "kita",-
* * *
Pada sebuah Senja - by : Dnok Antusias
Pada sebuah Senja
Oleh : Dnok Antusias
Pada senja yang masih membuatku sepi
.. ditengah keramaian
gundah gulana
.. ditengah hiruk pikuk manusia
masih seperti ini
bahkan sampai senja ini aku belum beranjak
kusekujurkan seluruh diri pada kepasrahan
memasrahkan segala kehendak
pada Sang Pemilik Kehendak
kosong .. ruhku kosong
jasadku hanya terisi aneka tawa tanpa rasa
tawar ..
senja ini ..
masih seperti senja-senja sebelumnya
masih kupintal seutas demi seutas impian-impian usang
untuk kujadikan selembar selimut Cinta yang menghangatkan
masih pada senja yang membuatku ..sepi
aku sudah menyerahkan diri
pada tetesan-tetesan doa yang belum bisa kuterjemah.-
* * *
By : Dnok Antusias
Selasa, 05 Februari 2013
- by : Siti Saharah
♥ SEPERTIGA MALAM MU ♥
Ketika senja..
Beranjak ..
Menjadi malam gulita..
Dihiasi bintang..
Yang berkelip indah..
Tiba saatnya
mengistirahatkan jiwa..
Dari aktifitas..
Yang sedikit membuat lelah..
Berdetak waktu..
Menuju sepertiga malamMu..
Ku coba mengakhiri tidurku..
Untuk menghadapmu wahai Rabbku
Terhentak
Terasa berat..
Namun harus semangat..
Karena ini waktu yang tepat..
Untuk memohon segala taubat..
Di temani cahaya bintang..
Dalam sepertiga malamMu yang kelam..
Kududuk bersimpuh..
Diatas sajadah biru..
Memohon ampunanMu..
Dalam rakaat yang singkat..
Memohon dibukakan maaf..
Atas semua khilaf..
Yang telah kubuat..
Ya Allah..
Di sepertiga malamMu seperti ini..
Kusisihkan waktu sendiri..
Untuk bertemu padaMu ILLAHI RABBI..
Berharap diri suci kembali..
Menjadi pribadi..
Yang lebih baik lagi..
* * *
TETAP BIMBING KAMI YA RABB
"Rasullullah SAW bersabda" :
Hendaklah kamu bangun malam karena itu kebiasaan amalan orang orang yang shalih sebelum kamu,sesungguhnya bangun malam itu mendekatkan diri kepada Allah,menutup segala Dosa,menghilangkan penyakit dari tubuh dan menjauhi kekejian.
(HR,Turmudzi)
By admin : ♥ SS ♥
DI ATAS SELEMBAR KERTAS - by : Boy Refa Redo
DI ATAS SELEMBAR KERTAS
Oleh : Boy Refa Redo
.
Pada mata sebuah pena
jemari merintih
mewakilkan kata yang tak dapat di ungkap,
mencurahkan segala kesah
segala yang membuncah
diatas lembaran putih. Kertas.
Tetes-tetes waktu
yang dulu mengeras batu
kini meleleh
mencair dari beku
bening mata seperti kaca
yang berembunkan duka-lara.
Sepilu nestafa pun
menjulur-julurkan getirnya,
menghujamkannya ke relung sukma.
Bagaikan senganga luka
yang menyerahkan diri pada sembilu
memudarkan birunya rindu
dan lalu menguning layu.
Di atas selembar kertas
untaian kata yang terlepas
serupa anak-anak hujan
yang menangis tersedu-sedan.
JKT.030213.
.
Oleh : Boy Refa Redo
.
Pada mata sebuah pena
jemari merintih
mewakilkan kata yang tak dapat di ungkap,
mencurahkan segala kesah
segala yang membuncah
diatas lembaran putih. Kertas.
Tetes-tetes waktu
yang dulu mengeras batu
kini meleleh
mencair dari beku
bening mata seperti kaca
yang berembunkan duka-lara.
Sepilu nestafa pun
menjulur-julurkan getirnya,
menghujamkannya ke relung sukma.
Bagaikan senganga luka
yang menyerahkan diri pada sembilu
memudarkan birunya rindu
dan lalu menguning layu.
Di atas selembar kertas
untaian kata yang terlepas
serupa anak-anak hujan
yang menangis tersedu-sedan.
JKT.030213.
.
MALAM-KU - by : Budi Riyanto
MALAM-KU
Oleh : Budi Riyanto
Malam,,,beranjak
kabarkan rembulan sepotong
sembunyi disebalik awak berarak
legam,,,jelaga langit menghitam
mendhung,,,,kabarkan
alam berkabung
Pertikaian asa dalam kecamuk rasa
usaikan dendam yang pernah ada
hilangkan sengketa yang ada
Lalu,,,,,teduhkan jiwa
dalam damai taman padma
sejuk dalam kedamaian, terlukis pada mekar padma
dalam warna beraneka
dalam satu pengungkapan,,,,,damai
usaikan sangka yang timbulkan tikai
Biarkan malam beranjak
membawa rembulan dalam mendung berarak
bukan dalam legam kelamnya dendam
hilang dan hanyutkan,,,seiring hujan
tinggalkan kedamaian
seirama bermekaran bunga padma
Damai,,,,dalam taman teratai,-
* * *
| Jakarta, 05 Pebruari 2013.-
Oleh : Budi Riyanto
Malam,,,beranjak
kabarkan rembulan sepotong
sembunyi disebalik awak berarak
legam,,,jelaga langit menghitam
mendhung,,,,kabarkan
alam berkabung
Pertikaian asa dalam kecamuk rasa
usaikan dendam yang pernah ada
hilangkan sengketa yang ada
Lalu,,,,,teduhkan jiwa
dalam damai taman padma
sejuk dalam kedamaian, terlukis pada mekar padma
dalam warna beraneka
dalam satu pengungkapan,,,,,damai
usaikan sangka yang timbulkan tikai
Biarkan malam beranjak
membawa rembulan dalam mendung berarak
bukan dalam legam kelamnya dendam
hilang dan hanyutkan,,,seiring hujan
tinggalkan kedamaian
seirama bermekaran bunga padma
Damai,,,,dalam taman teratai,-
* * *
| Jakarta, 05 Pebruari 2013.-
- by : Rhyn Rhein Nie
Aku ,kamu ;kita
Meski kini tak lagi bersama
Kenangmu tetap bersahaja
Hingga kini ,aku telah bersama dia
Aku ,kamu ; kita
Pernah mengukir senja
Atas nama cinta yang begitu hebatnya
Hingga akhirnya meluruh pudar wewarnanya
Aku ,kamu ;kita
Telah punya kehidupan yang berbeda
Tersebab Tuhan tak menuliskan takdir atas kita
Maafkan ........ Kita kini menjadi saudara
* * *
By admin : Rhyn
Sabtu, 02 Februari 2013
PENANTIAN - by : Jessica Eria
PENANTIAN
Oleh : Jessica Eria
Aku masih disini
memintal benang harap
pada sebuah penantian
yang ketulusannya adalah satu keyakinan
Selalu kutunggu hadirmu,
yang kan jadi pengindah hari-hariku
Menunggu sosokmu dinyataku
Yang kan memberi arti di hidupku
Dan memberi warna indah pada cintaku
Duhai,
dikau dambaan kalbu
bawalah aku dari penantian panjang ini
Dari perihnya rindu yang bergelayut dihati
Datanglah walau sesaat tak mengapa
Kukuhkan janji yang telah terpatri
yang terpancang kokoh ditiang seia
Sayang,
masih kau yang selalu kurindu,-
* * *
By admin : Jessica
Oleh : Jessica Eria
Aku masih disini
memintal benang harap
pada sebuah penantian
yang ketulusannya adalah satu keyakinan
Selalu kutunggu hadirmu,
yang kan jadi pengindah hari-hariku
Menunggu sosokmu dinyataku
Yang kan memberi arti di hidupku
Dan memberi warna indah pada cintaku
Duhai,
dikau dambaan kalbu
bawalah aku dari penantian panjang ini
Dari perihnya rindu yang bergelayut dihati
Datanglah walau sesaat tak mengapa
Kukuhkan janji yang telah terpatri
yang terpancang kokoh ditiang seia
Sayang,
masih kau yang selalu kurindu,-
* * *
By admin : Jessica
Jumat, 01 Februari 2013
pas - by : Budi Riyanto
Pas
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,mulai kurangkai
kata demi kata,,,
disini kutuang segala rasa,,,,
akan apa yang kurasa dari dalam jiwa
,,,,pas,,,,
mendhung hendak melepas beban
,,,di kelam langit menggantung
,,,,pas,,,
hendak kulepas rasa berkabung,
,,ketika aku telah mati rasa,,,,,
Takkan lagi ku berbagi,
,,biar sendiri kunikmati rasa ini,,,,
tak ku perlu lagi usap belai pelukmu,
,,,sudahi,,,,luka ini,
,,,pas,,,,
aku tahu semua ini ketika mataku mengadu pada jiwaku,
,,,indahmu telah melukaiku,
,,,pas,,,,
aku melangkah ketimur dan kaupun berjalan kebarat,
,,,,,pas,,,
kulepas maumu maukannya,
,,,selamat jalan,,,,
tanpa perlu segala lambai tangan,
,,,,,biar kutunggu saat terpurukmu,,,,
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,mulai kurangkai
kata demi kata,,,
disini kutuang segala rasa,,,,
akan apa yang kurasa dari dalam jiwa
,,,,pas,,,,
mendhung hendak melepas beban
,,,di kelam langit menggantung
,,,,pas,,,
hendak kulepas rasa berkabung,
,,ketika aku telah mati rasa,,,,,
Takkan lagi ku berbagi,
,,biar sendiri kunikmati rasa ini,,,,
tak ku perlu lagi usap belai pelukmu,
,,,sudahi,,,,luka ini,
,,,pas,,,,
aku tahu semua ini ketika mataku mengadu pada jiwaku,
,,,indahmu telah melukaiku,
,,,pas,,,,
aku melangkah ketimur dan kaupun berjalan kebarat,
,,,,,pas,,,
kulepas maumu maukannya,
,,,selamat jalan,,,,
tanpa perlu segala lambai tangan,
,,,,,biar kutunggu saat terpurukmu,,,,
* * *
Nda,,,,, - by : udi Riyanto
Nda,,,
Oleh : Budi Riyanto
Aku titipkan cinta,,,,
yang pernah ada padamu,,,,,yang tulus kau tujukan padaku,
,,,,dan rawatlah,,,,,walau telah kau tiadakan adaku dihadapmu,,,,,
sebagai nisan kenangan sepanjang jejak langkahmu kelak,,,,,
Karena kemana langkah mungilmu menjejak,,,,,,,,
rasa cintaku selalu kan mengikutimu,,,,,,,,,,
Karena kemana kau kan bersandar melepas hatimu yang penat,,,,,,
rasa cintaku akan senantiasa melekat,,,,pada hatimu,,,,,,,
Nda,,,,,,,,
adaku bisa kau campakkan,,,,,,,,,
tapi rasamu rasaku rasa jiwa,
,,,tak pernah sirna selamanya,,,,,,,
Nda,,,,,
catat direlung hatimu segala ini
sesungguhnya segala rasa ini,,,
takkan pernah sirna selamanya,,,,,,,,,,
Nda,,,,,,,,,,???
Andai telah ingin kaucampakkan adaku dari hadapmu,
,,,,campakkanlah,,,,
dengan seulas senyummu
Dan,,,,,,,
takkan sirna segala rasa itu,,,,nda,,,,,,,,
selama hayat masih kan indah terpahat
pada hatimu,,,pada hatiku
sebagai nisan kenangan sepanjang jalinan kasih
yang selama ini kita kisahkan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Nda,,,,,,,,,
campakkan adaku dihadapmu,,,,,campakkanlah,,,,
itu hanya jasad akan adaku,,,,,
tapi rasa segala rasa jiwa
takkan pernah musnah,,,
untuk selamanya
Nda,,,,,,,
setelah bangun dari mimpimu pagi ini,,,,,,,,
sambutlah harimu
tanpa bayang-bayang hitam adaku,,,,
dan raihlah hasratmu dalam jauh langkahmu,
,,menjauh,,,,,,,
takkan ku lagi halangimu.-
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Aku titipkan cinta,,,,
yang pernah ada padamu,,,,,yang tulus kau tujukan padaku,
,,,,dan rawatlah,,,,,walau telah kau tiadakan adaku dihadapmu,,,,,
sebagai nisan kenangan sepanjang jejak langkahmu kelak,,,,,
Karena kemana langkah mungilmu menjejak,,,,,,,,
rasa cintaku selalu kan mengikutimu,,,,,,,,,,
Karena kemana kau kan bersandar melepas hatimu yang penat,,,,,,
rasa cintaku akan senantiasa melekat,,,,pada hatimu,,,,,,,
Nda,,,,,,,,
adaku bisa kau campakkan,,,,,,,,,
tapi rasamu rasaku rasa jiwa,
,,,tak pernah sirna selamanya,,,,,,,
Nda,,,,,
catat direlung hatimu segala ini
sesungguhnya segala rasa ini,,,
takkan pernah sirna selamanya,,,,,,,,,,
Nda,,,,,,,,,,???
Andai telah ingin kaucampakkan adaku dari hadapmu,
,,,,campakkanlah,,,,
dengan seulas senyummu
Dan,,,,,,,
takkan sirna segala rasa itu,,,,nda,,,,,,,,
selama hayat masih kan indah terpahat
pada hatimu,,,pada hatiku
sebagai nisan kenangan sepanjang jalinan kasih
yang selama ini kita kisahkan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Nda,,,,,,,,,
campakkan adaku dihadapmu,,,,,campakkanlah,,,,
itu hanya jasad akan adaku,,,,,
tapi rasa segala rasa jiwa
takkan pernah musnah,,,
untuk selamanya
Nda,,,,,,,
setelah bangun dari mimpimu pagi ini,,,,,,,,
sambutlah harimu
tanpa bayang-bayang hitam adaku,,,,
dan raihlah hasratmu dalam jauh langkahmu,
,,menjauh,,,,,,,
takkan ku lagi halangimu.-
* * *
Kali ini - by : Budi Riyanto
Kali ini
Oleh : Budi Riyanto
Pintaku,,,
ulurkan tanganmu,,,
jabat tanganku,,,dan rasakan rasamu
lambaikan tanganmu,,,,
andai tlah bulat tekadmu
dan melangkah pasti,,,,
tolong tinggalkan senyuman termanis terakhirmu,,,,,
Dan melangkahlah,,,,,
takkan lagiku menahanmu,,,,
karna semua ini,,,,kali ini,,,adalah MAUMU,,,,,,
Tak ada lagi tangismu
memohonku,,,,,,,
Kali ini,,,,,
tak kuasa aku tuk berbagi dan saling menyakiti,
,,,,melangkahlah,,,,,,pintaku tinggalkan senyuman,,,,,
Dan tinggal aku,,,,,sendiri menikmati indahnya sakit hati,
,,,,maaf aku tak mau lagi untuk berbagi,,,,,,,,,,
Jangan lagi kau tanyakan segala makna,,,,,
karna sesungguhnya telah piawai kau mengartikannya,,,,,
akan apa yang pernah ada,,,,diantara kita,
,,,aku ucapkan terima kasih atas segalanya,
,,,,maaf aku tak kuasa untuk berbagi,,,,,
* * *
Oleh : Budi Riyanto
Pintaku,,,
ulurkan tanganmu,,,
jabat tanganku,,,dan rasakan rasamu
lambaikan tanganmu,,,,
andai tlah bulat tekadmu
dan melangkah pasti,,,,
tolong tinggalkan senyuman termanis terakhirmu,,,,,
Dan melangkahlah,,,,,
takkan lagiku menahanmu,,,,
karna semua ini,,,,kali ini,,,adalah MAUMU,,,,,,
Tak ada lagi tangismu
memohonku,,,,,,,
Kali ini,,,,,
tak kuasa aku tuk berbagi dan saling menyakiti,
,,,,melangkahlah,,,,,,pintaku tinggalkan senyuman,,,,,
Dan tinggal aku,,,,,sendiri menikmati indahnya sakit hati,
,,,,maaf aku tak mau lagi untuk berbagi,,,,,,,,,,
Jangan lagi kau tanyakan segala makna,,,,,
karna sesungguhnya telah piawai kau mengartikannya,,,,,
akan apa yang pernah ada,,,,diantara kita,
,,,aku ucapkan terima kasih atas segalanya,
,,,,maaf aku tak kuasa untuk berbagi,,,,,
* * *
Di satu kesempatan - by : Budi Riyanto
Di satu kesempatan
Oleh : Budi Riyanto
Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan hanya satu kudapatkan
pada dua pilihan aku disudutkan di satu kesempatan
Dan pilihanku telah kutentukan
bukan dengan hati
biarlah perasaan yang menentukan
Karna kau tlah menentukan pilihan,,,,aku juga tetapkan pilihan
Ini pilihan,,,,
satu pilihan dalam satu kesempatan
aku yang tentukan,,,
karena kau telah lebih dulu jatuhkan pilihan,,,,,
jangan salahkan hilangnya satu kesempatan
sendiri kau yang hilangkan
ketika telah kau jatuhkan pilihanmu
dan teruskan jalanmu yang gelap bagiku
Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan, hanya satu kudapatkan
Dan biarkan masing-masing kita berjalan
dalam pilihan kita masing-masing
biarkan satu kesempatan tersiakan hilang,,,tinggal kenangan,,,,,
bahwa kita telah menyia-nyiakan satu kesempatan
Bukan dengan hati aku memilih
dengan perasaan aku menentukan,,,,,
Selamat jalan.
Jakarta, 22 Juli 2011
Oleh : Budi Riyanto
Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan hanya satu kudapatkan
pada dua pilihan aku disudutkan di satu kesempatan
Dan pilihanku telah kutentukan
bukan dengan hati
biarlah perasaan yang menentukan
Karna kau tlah menentukan pilihan,,,,aku juga tetapkan pilihan
Ini pilihan,,,,
satu pilihan dalam satu kesempatan
aku yang tentukan,,,
karena kau telah lebih dulu jatuhkan pilihan,,,,,
jangan salahkan hilangnya satu kesempatan
sendiri kau yang hilangkan
ketika telah kau jatuhkan pilihanmu
dan teruskan jalanmu yang gelap bagiku
Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan, hanya satu kudapatkan
Dan biarkan masing-masing kita berjalan
dalam pilihan kita masing-masing
biarkan satu kesempatan tersiakan hilang,,,tinggal kenangan,,,,,
bahwa kita telah menyia-nyiakan satu kesempatan
Bukan dengan hati aku memilih
dengan perasaan aku menentukan,,,,,
Selamat jalan.
Jakarta, 22 Juli 2011
Satuku dua - by : Budi Riyanto
Satuku dua
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,,
ulurkan tanganmu
tuk kukecup lembut
dengan tulus ikhlas akan maafmu,,,,
bahwa satuku dua dalam sementara,,,,
ulurkan tanganmu dan maafkan aku,,,,
takkan dua lagi satuku
karna kaulah yang paling tahu akan aku,,,,
bukan dia
Tolong,,,,
bukakan pintu maafmu
dengan ulurkan tanganmu terima maafku
satuku tetap satu
tak lagi dua,,,,
Maafkan
atas segala salahku
satuku satu
tak lagi satuku dua
dan
terimalah aku apa adanya
Maaf
jika pernah satuku dua
* * *
Jakarta, 20 Juli 2011
Oleh : Budi Riyanto
Dan,,,,
ulurkan tanganmu
tuk kukecup lembut
dengan tulus ikhlas akan maafmu,,,,
bahwa satuku dua dalam sementara,,,,
ulurkan tanganmu dan maafkan aku,,,,
takkan dua lagi satuku
karna kaulah yang paling tahu akan aku,,,,
bukan dia
Tolong,,,,
bukakan pintu maafmu
dengan ulurkan tanganmu terima maafku
satuku tetap satu
tak lagi dua,,,,
Maafkan
atas segala salahku
satuku satu
tak lagi satuku dua
dan
terimalah aku apa adanya
Maaf
jika pernah satuku dua
* * *
Jakarta, 20 Juli 2011
by : Rhyn Rhien Nie
Malam
hampir separuh berjalan
bulanpun berparas menawan
selaksa bidadari tawarkan keindahan
Bintang
menghias langit
begitu rupawan
seolah bersenda gurau dengan awan
Dan engkau rindu
kaupun masih sama dengan waktu yang telah terlewatkan
masih merajai ruang nurani
berharap pada seorang Sang datang bertandang
Wahai rindu
dendangkan tembang rindu
agar semua tak berrasa semu
dan malampun tak kau rasa jemu
* * *
By admin : Rhyn
CINTA MAYAKU - by : Siti Saharah
CINTA MAYAKU
Oleh : Siti Saharah
Mengenal mu di dunia maya..
Berawal dari sebuah puisi cinta.
Yang kau tulis dan kubaca..
Begitu menyentuh jiwa..
Puisi itu sedih
sarat dengan memori..
Mengenang luka di hati..
Yang juga pernah kualami..
Kucoba singgah..
Memberi sedikit penyemangat jiwa..
Agar membuatmu lebih bergairah..
Dalam menjalanni hidup dengan cinta..
Walau penuh luka..
Sejak saat itu
kau sering menyapaku
selalu hadir dalam mayaku..
Yang membuat benih benih rindu..
Ada cinta untukmu..
Akan kah mayaku menjadi Nyata..
Menjadikan puisi cinta kita dalam asa
ataukah memang hanya khayal semata..
Yang memang tak akan pernah menjadi ada..
Oh cinta di mayaku..
By admin : SS
Oleh : Siti Saharah
Mengenal mu di dunia maya..
Berawal dari sebuah puisi cinta.
Yang kau tulis dan kubaca..
Begitu menyentuh jiwa..
Puisi itu sedih
sarat dengan memori..
Mengenang luka di hati..
Yang juga pernah kualami..
Kucoba singgah..
Memberi sedikit penyemangat jiwa..
Agar membuatmu lebih bergairah..
Dalam menjalanni hidup dengan cinta..
Walau penuh luka..
Sejak saat itu
kau sering menyapaku
selalu hadir dalam mayaku..
Yang membuat benih benih rindu..
Ada cinta untukmu..
Akan kah mayaku menjadi Nyata..
Menjadikan puisi cinta kita dalam asa
ataukah memang hanya khayal semata..
Yang memang tak akan pernah menjadi ada..
Oh cinta di mayaku..
By admin : SS
YANG TERASA NYATA - by : Boy Refa Redo
YANG TERASA NYATA
Oleh : Boy Refa Redo
.
Maya
terkadang ia membuatku seperti gila
rindu yang hadir kurasakan nyata
begitu juga dengan cinta
yang indah dan deritanya
menyentuh jiwa.
Pada maya kuungkap rasa lewat kata
yang kurangkai sedemikian rupa
dari huruf-huruf
yang kupetik di rimbunan daun-daun sukma.
Maya
sering pula kau bawa aku tamasyia
ke pulau-pulau cemas
ke danau-danau gulana
ke bukit-bukit gelisah
ke negri-negri entah.
Maya
akankah kau nyata?
Raba dadamu
resapi getarannya
ada ataupun tiada
ia terlahir dari sebuah rasa.
Maya
kutunggu kau di pelataran senja.
JKT.310113.
.
Oleh : Boy Refa Redo
.
Maya
terkadang ia membuatku seperti gila
rindu yang hadir kurasakan nyata
begitu juga dengan cinta
yang indah dan deritanya
menyentuh jiwa.
Pada maya kuungkap rasa lewat kata
yang kurangkai sedemikian rupa
dari huruf-huruf
yang kupetik di rimbunan daun-daun sukma.
Maya
sering pula kau bawa aku tamasyia
ke pulau-pulau cemas
ke danau-danau gulana
ke bukit-bukit gelisah
ke negri-negri entah.
Maya
akankah kau nyata?
Raba dadamu
resapi getarannya
ada ataupun tiada
ia terlahir dari sebuah rasa.
Maya
kutunggu kau di pelataran senja.
JKT.310113.
.
RONA KOTA - by : Boy Refa Redo
RONA KOTA
Oleh : Boy Refa Redo
.
Di tengah keramaian
di bawah taburan cahaya remang
kupandangi wajah kota
yang gemerlap
yang meriuh suara-suara.
Tawa-tawa membahak
cekakak-cekikik, pekik canda.
Dalam bingarnya pesta
suasana senyap sesungguhnya.
Kota
di wajahmu yang meriah,
desah-desah gelisah
berbaur peluh resah.
Di jubahmu yang gemerlap
lengking jerit itu meratap.
Pada lorong-lorong sunyi:
tubuh-tubuh kurus
wajah-wajah kusam
berjejal-jejal di rayapi kemiskinan.
Kota
di wajahmu kulihat bulan
yang tertupi rimbunan awan. Hitam.
JKT.300113.
Oleh : Boy Refa Redo
.
Di tengah keramaian
di bawah taburan cahaya remang
kupandangi wajah kota
yang gemerlap
yang meriuh suara-suara.
Tawa-tawa membahak
cekakak-cekikik, pekik canda.
Dalam bingarnya pesta
suasana senyap sesungguhnya.
Kota
di wajahmu yang meriah,
desah-desah gelisah
berbaur peluh resah.
Di jubahmu yang gemerlap
lengking jerit itu meratap.
Pada lorong-lorong sunyi:
tubuh-tubuh kurus
wajah-wajah kusam
berjejal-jejal di rayapi kemiskinan.
Kota
di wajahmu kulihat bulan
yang tertupi rimbunan awan. Hitam.
JKT.300113.
Langganan:
Postingan (Atom)