Sepi, Sunyi, Senyap, Menelikung Hati
(sebuah kolaborasi)
- Diam membisu,
aku bersembunyi, di punggung malam
menaklukkan diri dari kepungan rindu
+ Lingkaran sepi telah membiusku
tuk memaknai arti hidup
segala tanyaku tak terjawab
ketika segalanya telah bisu bungkam
sedang senyumpun tak lagi ramah
,,,,,biarlah,,,,,
- Tersimpan tawa
teredam senyum, saat teringat
mengatai rasa saat merasa
tak satupun rasa
biar mimpi terhenti digenggaman
+ Ketika tawa hanya kiasan
ketika senyum hanya hiasan
kubur saja segala kenangan
bersama mimpi-mimpi
tanpa arti
walau telah tertelikung hati
biarlah hati merasai
sepi ini indah adanya
- Mimpi,,,,,,
selamanya utuh menjadi mimpi
ketika tetap terdiam dan tak mau mengakui
tak berani bicara
sementara sekeping hati menunggu
hanya demi satu kata
+ Saat satu kata tak pernah terucap
hanya terwakilkan dalam sikap
lalu,,,,terbacakah,,,,?
tak perlu pula untuk dijawab
biarlah hati yang merasai
ketika goresan sakit hati telah melukai
tetap saja indah adanya
dan mimpi masih menggayut
di langit pulasnya malam
- Kata mewakilkan kepastian
lalu bagaimana membaca
kalau semua hanya terlihat bayang-bayang
tertutup awan kepekatan malam
+ Segalanya telah kusamarkan dalam kesengajaan
tak kumau goreskan lagi, lagu sakit hati
ketika kusadar bahwa hati telah mati rasa
kebal sudah akan rasa sakit
,,,,biarlah,,,,,,tinggal melukis bayang-bayang
- Sengaja kusuguhkan perih
agar hina diri tak diketahui
kukemas sakit menjadi amarah
agar tak terlihat lukaku yang memerah
tak apa membenci
tapi sesungguhnya tak benar-benar pergi dari hati
+ Perih ini tak lagi kurasa
sakit ini sudah terbiasa
nyanyi sunyi adalah keseharianku,,,,kini
tembang kangen tak ada bermakna lagi
walau bayang itu tak pernah hilang
sama sekali,,,,,,dari ingatan
- Melupakan teramat sakit
memiliki terlalu sulit
pergilah,,,,,,
tanpa bayangan
tanpa luka karena kehilangan
berlalulah,,,,,
jangan mengikuti
biarkan semua mimpi-mimpi
+ Ragamu taklah pernah teraba
hanya dalam jiwamu aku merasa ada
langkahku melangkah pergi
mencoba untuk tak tinggalkan rasa sakit hati
aku telah bosan untuk selalu menyakiti
dan segala mimpi telah menepi
pada dermaga jiwa yang sunyi
- Tak apa terlukai
sakit ini masih kunikmati
di sudut dermaga sunyi
juga telah kutambatkan diriku
erat,,,,,
mungkin pada simpul yang salah
aku mengikatkan hati
apakah ini dimengerti,,,,,?
+ Ketika rajutan tali temali sudah indah terpilin rapi
usahlah diurai kembali
biarkan hati tertambat sudah
bukan salah hati tertambat
indahnya kenangan biar rapi tersusun
di relung hati
- Selama ini menjadi bodoh sendiri
disini
dengan rasa yang tak berbalas
dipermainkan perasaan dan kata-kata
yang membuat limbung kesadaran
apa ini adil,,,,,?
lalu keindahan apa yang harus dikenang,,,,?
+ Jangan pertanyakan keadilan
ketika rasa pernah dipersatukan
jika lelah menunggu jawaban
dan ternyata sungguh menyakitkan
indah itu hanya sementara dirasakan
+ Tak pernah terlihat jawaban
untuk setiap pertanyaan
selalu bungkam
* untuk kali ini,,,,,,,,
jawablah pertanyaan hati
- Ketika hendak mengucap kata pasti
seperti apa kata hati yang menghendaki
aku terbungkam rasa takut
takut melukai,,,,
kembali melukai dua hati
yang sama-sama terluka
karena luka itu adalah sulit terobati
+ Sekali saja,,,,
aku ingin mendengarnya
setelah itu,,,,,
aku akan mengerti
bahwa hatimu sudah dimiliki hati yang lain
,,,,,,begitu juga dengan aku
lalu,,,,,
biarlah kita sama-sama terluka
- Pernah berujar jujur,
sakit terasa hati hancur
perih menikmati luka hati
satu kisah yang menyakitkan
ketika gegabah dalam ucap
sesungguhnya telah aku ingkari
kata hati,,,,,,
+ Aku hanya butuh jawaban pasti
jangan diam
katakan,,,,,
dan buatlah aku mengerti
seperti aku membuatmu |
mengerti
- Aku tak pernah mengungkap kata dalam ucap
aku hanya biaskan dalam sikap
harusnya terbaca sudah
bahwa rasa ini masih ada
senantiasa ada
karena aku selalu ada
terpaku adaku dalam sepinya jiwa,-
* * *
Posted and edited by : _budiri_
Sangat menyentuh hati
BalasHapusTerimakasih
Hapusseperti
BalasHapusaku saat ini
TOP bngt
BalasHapusTOP bngt
BalasHapus