Sabtu, 19 Oktober 2013

Ini Aku,,,,,,,,,, - by : Dnok Antusias

Ini Aku,,,,,
oleh : Dnok Antusias

ini aku ....
yang selalu memaafkan air mata dan sejuta kesalahanmu

keluhmu ... hanya aku yang kau bagi
lukamu ... hanya aku yang kau beri
sesalmu ... hanya aku yang mengerti

jangan pergi ....
kita akan terus bersama bergandeng tangan melewati penyesalan ini

percayalah ...
ini aku ...

*       *       *

Jumat, 18 Oktober 2013

Mauku - by : Budi Riyanto

Mauku
oleh : Budi Riyanto

Jabat erat tanganku genggam segala ruas jemariku
melangkah jalan dalam berdampingan
aku tak mau jalan beriringan
Aku takutkan salah satu kita terperosok dalam kubangan
mauku bersamaan kita terperosok
bersama kita keluar dari kubangan

Dan kembali kita berdampingan
Seiring langkah sejalan

Yang aku takutkan hanyalah
ketika kita berjalan beriringan
lalu aku terperosok dalam kubangan
kemudian kau berlalu, aku kautinggalkan.-

*      *     *

Kamis, 17 Oktober 2013

aku - by : Dnok Antusias

aku
karya : Dnok Antusias

ketika aku tak bisa lagi mencari makna hatimu
aku menenggelamkan jiwaku didasar kepasrahan
kunikmati setiap luka demi luka agar aku mengerti
betapa hati ini ada yg lebih memiliki


aku , 16102013

Rasa Ini - by : Elysa Marwa

RASA INI 
karya : Elysa Marwa

Rasa sepi seperti terpenjara ...
Rasa rindu semakin mendera ...
Setiap tetes air mata ....
Mengandung makna ...

Walau ku mengenalmu lewat maya ...
Ku dengar suaramu lewat udara ...
Namun rasa rindu ...
Menyesakan dada ...

Ku bertahan tuk sebuah harapan ..
Karenamu ku tlah jatuh cinta ...
Setampan wajahmu rasa yg ada di dada.

*     *     *


Jumat, 19 April 2013

Yang Tertinggal Di Lembah Kenang - by : Devi R Angelina

Yang Tertinggal Di Lembah Kenang


Dalam diam kumaknai
tiadamu
kususuri jejak langkah
waktu,
kesilam masa..
Kala kau adalah aku, dan aku adalah kamu.

Musim telah berganti
di pelataran sunyi
kuguratkan puisi,
tentang kamu dan
setangkup haru,
tentang impian yang
tertinggal di lembah
kenang.

Kau yang dulu pijar
mataku,
penuntun ayunan langkah...
saat aku terhenti di
simpang ragu..
Masih ingatkah kau...?
Di senjakala yang indah
yang selendangnya
menjulur keharibaan
malam..
Disana,dibawah remang cahaya
kau topang daguku
ketika aku dirundung
rindumu..

Dalam diamnya malam
kupagut sepi
di rimbunan kenang,
sayang...

*    *    *

Termangu Di Lembah Kenang - by : Devi R Angelina

Termangu Di Lembah Kenang


Dalam diam kumaknai
tiadamu
kususuri jejak langkah
waktu,
kesilam masa..
Kala kau adalah aku, dan aku adalah kamu.

Musim telah berganti
di pelataran sunyi
kuguratkan puisi,
tentang kamu dan
setangkup haru,
tentang impian yang
tertinggal di lembah
kenang.

Kau yang dulu pijar
mataku,
penuntun ayunan langkah...
saat aku terhenti di
simpang ragu..
Masih ingatkah kau...?
Di senjakala yang indah
yang selendangnya
menjulur keharibaan
malam..
Disana,dibawah remang cahaya
kau topang daguku
ketika aku dirundung
rindumu..

Dalam diamnya malam
kupagut sepi
di rimbunan kenang,
sayang...

*   *   *

Untuk Sebuah Nama - by : Tasya Kartika

Untuk Sebuah Nama


Telah kubingkai indah namamu
kutautkan pada papan kanvas hatiku
meski kini kau menjauh dariku
namun kasihmu masih kuingat selalu

Kulukiskan tentangmu di lember-lembar maya.
kusimpan dalam peti pualam kenangan
kujadikan sebait puisi
yang kupetik
dari nyanyian yang mengalun nada-nada dawai kerinduan.

Kubaitkan dalam sepenggal kisah serpihan hati.
bahwa namamu kan kuingat hingga akhir nanti
untukmu.
ku tau kau bukan lagi yang dulu .
namun namamu telah terpahat di dinding kalbu.
karena engkau adalah "some one" yang terpilih dihatiku.-

*    *    *

Salam berbagi dalam kebersamaan @

Kiriman member @[] : Tasya Kartika

Posted and edited by :_budiri_
Ilustrasi : Internet

Selasa, 16 April 2013

Masih Adakah Aku Di Hatimu - by : Devi R Angelina


Masih Adakah Aku Di Hatimu
oleh : Devi R Angelina

Demikianlah,malam kian angkuh dengan jubah hitamnya.
Dan engkau masih saja mengebiri rindu,
membiarkanku sendiri termangu di hening yang sendu.

Duhai engkau tambatan hati
masih indahkah rautku di tatapanmu..
Atau mungkin sudah
memudarkah?
Menolehlah
sejenak,pintaku.
Hanya sejenak jika kau sudah tak hendak.
Lihatlah duhai...lihatlah.
Kelopak kelopak rindu di kalbu tak ingin layu..
Tak ingin tenggelam di lautan waktu..

Duh...aku memendam
rindu,kamu..


*    *    *

Senin, 15 April 2013

Kau Semai Luka di Keikhlasan Jiwa - by : Devi R Angelina


Kau Semai Luka Di Keikhlasan Jiwa.

Masih mengiang jelas
bisikmu di daun telingaku pada senja itu,
suaramu yang lembut
terdengar merdu,
mengalun syahdu di ruang rindu.
Duh sayang...
Senja itu kau lambungkan anganku hingga ke mega mega,
ke hamparan langit putih biru jingga.

Tapi kini...
Kau sandingkan sembilu pada jantungku,
kau tembangkan pilu
dalam sanubariku,
kau semaikan luka di
keikhlasan jiwa.

"Mengapa sayang...mengapa...? Ahh.."

Sayang...
Dua bola mataku ini bukan telaga
yang derainya rintik
gerimis hitam.
Ia adalah puisi yang
memancarkan ketulusan hati,
yang mendambakan
kasihmu suci.

Pada senja kali ini, kau buat aku teraniaya sunyi..ohh..


*     *     *

By member : Devi R Angelina

Kamis, 11 April 2013

PUISI RINDU untuk BM

PUISI RINDU untuk BM
Oleh : Jessica Eria


Rona jingga di cakrawala
mengalung kemuning
merambah gelap
mengganti senja dengan malam.

Seperti angin membelai pucuk ilalang
mendayu menghantarkan
kerinduan yang
membentang.

Sayang, kaulah pelipur lara
tempat ku berbagi dalam suka dan duka
sandaran hati di kala ku dalam kepiluan
menuntunku dari
kebimbangn
membimbingku dengan penuh kelembutan
engkaulah kekasih hatiku.

Jaga setia
walau badai melanda
sampai saatnya tiba
Cinta kan berlabuh di
dermaga
bersama dalam bahtera bahagia.

*   *    *

By: Jessica eria.♥

Asmara Dahana Malam dan Rembulan - by : Dinda Arnelia Syahtifa II

Asmara Dahana Malam dan Rembulan
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa II


Purnama berpijar di bilik hening langit,
malam memadu kasih rembulan
berbagi mesra di
peraduan awan.

Tatap mata sarat akan
rindu-rindu
asmara bersinar penuh
cahaya-cahaya kemilauan
purnama memadu kasih
dalam rintih syahdu sang malam.

Senyum manis rembulan
mengulum bibir malam
menetes kasih
indah bagai pagi berbulir embun.

Pucuk cemara menari ikuti irama yang mendayu
bintang bernyanyi
tembangkan lagu rindu
Indah berkilau bias purnama memeluk malam
memadu kasih menabur cinta
merangkum kebahagiaan nyata.

Saat sang waktu
menjemput fajar
rembulan dan malam
tinggalkan hening dengan senyuman.


*    *    *
By: Dinda Arnelia Syahtifa,-

RINDU - by : Boy Refa Redo

RINDU
Oleh : Boy Refa Redo


Entah sudah berapa musim
punggungmu hilang dalam pandangku
jejakmu lenyap dari
mataku,
namun pada ingatanku
masih jelas terbaca
namamu.

Engkau yang kupanggil kekasih
peng'indah di terang dan gelapku
masih nyata aku
merasakan adamu,
seluk beluk tubuhmu
hingga bau kecut peluhmu.

Disini, di dalam rongga dada ini
rindu itu menggebu
membara sampai keujung kalbu.
Pada seharu sunyi
sengilu lara merajam
sukma
menoreh perih yang tiada tara.

Lamunku melayang jauh
kelembaran kisah lalu
saat kita terangkum dalam rindu yang syahdu.

"Duh...aku rinduimu sungguh."

*   *   *

07042013
By Admin : Boy Refa Redo,-

Minggu, 07 April 2013

UNTUKMU KEKASIHKU - by : Dinda Arnelia Syahtifa

UNTUKMU KEKASIHKU
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa


Untukmu sayangku
Dalam heningku selalu merindukan mu.
Saat sang waktu telah menabuhkan sunyi
Ketika langit buram seakan tak berpenghuni

Masih sama seperti detik-detik kemarin
Angin yang berhembus membelai sukma yang terbalut kerinduan
Masih terukir indah namA mu diruang hati ku
Dalam hening yang memayungi rasa
Kau yang bertahta dalam jiwaku

Untukmu keksih ku
Yang mendiami alam pikiranku
Disini satu hati sedang dilanda rindu
Rindu pada sapa hangatmu yang menggetarkan kalbu

Dan juga pada suaramu yang selalu terngiang ditelingaku
Untukmu pujaan hatiku

Tak pernah letih rasa ku selalu mengingatmu
Menyusiri setiap jejak radi setiap ruangsaku dan rindu mu
Tuk semarak kan kasih disetiap ruang jiwa ku

DAS.

Sabtu, 06 April 2013

Lelaki Ilusi Dunia Maya - by : Boy Refa Redo

Lelaki Ilusi Dunia Maya
Oleh : Boy Refa Redo


Aku hanyalah lelaki ilusi yang ada pada dunia maya,
kata-kata adalah aku dan sunyi adalah irama jiwa.
Wujudkupun tiada nyata
tiada tampak pada mata,
seperti bayang di sebuah gulita
yang hanya dapat di sentuh dengan rasa.

Aku ada, pun juga tiada
serupa angan-angan di sebuah senja
dalam untaian doa pertapa tua
yang sering terucap dengan gagap gagu.

Aku lelaki ilusi pada sepotong imaji
yang terlunta dalam sepenggal puisi,
catatan pinggir jejak-kaki musafir,
sisa luka dari sekisah duka.

Pada semerbak mimpi
inginku nyata di kehidupanmu. Duhai..
.

*    *    *

| Jakarta, 06 April 2013,-


By Admin : Boy Refa Redo

Jumat, 05 April 2013

DISEBUAH BAYANG - by : Boy Refa Redo

DISEBUAH BAYANG
Oleh : Boy Refa Redo

Sering kubayangkan
anak-anak kesunyian bergelayutan
pada mata yang terlumuri rindu,
yang memancarkan cahaya redup
ketika memintal harap dalam gelap.

Sering pula kucemaskan
anak-anak gerimis merayap
merambat lewat pipi dan bibir
saat rindu melantunkan tembang-tembang pilu
di kejauhan sana.

Di gugusan haru
menuju luahan rasa yang menggebu
di keheningan langit senja lalu
kubayangkan pula,
kupeluk ia. Kubaringkan dalam album keluarga.

+¤+¤+¤+



By Admin : Boy Refa Redo.-

KEBAHAGIAAN YANG HILANG - by : Boy Refa Redo

KEBAHAGIAAN YANG HILANG
Oleh : Boy Refa Redo
( Sebuah Puisi permintaan sahabat Fb : Mbak Titi Haryati )


Pernah kita lintasi setapak jalan
yang terjal dan berliku
yang mendaki dan berbatu-batu
yang gersang dan juga berdebu.
Kita pernah bersama-sama arungi laut biru
di biduk cinta kau puisikan rindu.

Pada malam-malam buta
di bawah siraman cahaya purnama
kau rebahkan kepala di dada.

"Aku bahagia sayang, bisikmu terdengar syahdu."
waktu itu kugenggam erat jemarimu.

Berbilang hari berbilang minggu
musimpun berlalu,
detik-detik waktu berjatuhan
angka-angka pada tanggalan berguguran.

Bulan-bulan yang lusuh datang padaku
gerimis hitam basahi wajah beku.
Langit kehilangan warna
jerit kehabisan suara,
kebahagian menjelma duka
ketika wujudmu menuju ke arah tiada.

Kini..
Tinggalah malam yang redam, malam yang diam.
Tinggalah airmata yang menetes pelan.

*    *    *
JKT 310313.-

By Admin : Boy Refa Redo

2000 - by : Amri JO

2000
Oleh : Amri JO


mistiq dialogmu,
terdiagnosa nalarku.
Manifestasi gejala suka.
Pada ras senyumanmu.

Aku terinfeksi..
Bakteri bayangmu.
Yang menyumbat aorta kalbu.

Kau kusebut denyut jantung.
Kadar cintapun tak terukur.

Dibilik selaput matamu ada teduh,
retina yang selalu kurindu.

Adakah rongga buatku?
Semacam kelenjar waktu,
agar kualiri dengan darah asmara.
...semacam embrio dirahimmu.
...kasih sayangmu.

Kuharapkan..
Tepat dosis pengorbanan ini,
dan terobatilah sepi.
Oleh vaksin kasih.
Dari urat nadi sayangmu.-

*   *    *

Jumat, 29 Maret 2013

CINTA YANG TERINDAH - by : Dinda Arnelia Syahtifa


÷÷CINTA YANG TERINDAH ÷÷

Semenjak engkau hadir dalam hidupku
sebait rindu telah tersulam di jiwaku
Aksara terurai begitu
syahdu
indah nian setiap kata yang kau puisikan untukku
Guratannya menyentuh
qalbu
Ujung pena selalu menari
indah di lentik jemari
Tak jemu menguntai kata untukmu
Setulus embun nan suci
mencumbu pagiku
naungan kasihmu seindah mutiara biru
Yakinkan aku akan
ketulusanmu selalu
Ku ingin rasa kita
tetap menyatu
Ingin ku rengkuh cinta yang terindah
Raga rapuhku akan damai
dalam peluk kasih sayangmu
Kini dirimu telah termiliki
Entah mengapa rasa rindu selalu menemani
lantunan nada
cintamu mendayu di hati
Ku luahkan rasa yang ada
dalam syair dan puisi
Untukmu nun jauh
disana yang selalu ingin kusinggahi
Ku berharap kesetiaannya
padaku kan pasti
Hinggga saatnya sua nanti.


*    *      *
By. Dinda Arnelia Syahtifa
270313.

BUKAN KARENA INDAH MATAMU - by : Boy Refa Redo


BUKAN KARENA INDAH MATAMU.

Berbekal keyakinan yang sungguh
dan ketulusan rasa inginku padamu,
maka kupintallah benang-benang kasih
yang suci dari putihnya hati
yang ikhlas dari luasnya jiwa.
Yang lalu kujadikan
lembaran kain pelindungmu,
pelindungmu dari terik yang membakar jiwa.

Malam tadi engkau begitu jelas dalam pandangku
engkau menatapku,
akupun menatapmu.
Dan tenggelamlah kita dalam
hening yang menebar
debar di dada.

"Di indahnya dua bola
matamu kupuisikan
rindu."

Namun bukan karena itu sayang?
Bukan karena indahnya dua bola matamu.
Bukan itu yang membuat aku jatuh hati kepadamu,
karena caramu
memandangkulah yang membuat aku jatuh cinta kepadamu.
Kepadamu rindu-rindu kulabuh,
kulabuhkanlah biduk
cintaku di hatimu yang teduh.
.


*   *   *

TENTANG KAU YANG KURINGU - by : Boy Refa Redo


TENTANG KAU YANG KURINDU

Kekasihku...
Degup di jantungku
mengirama tak menentu
Laju memacu di kisaran detik waktu
kala rindu menggebu..
Ulurkanlah tanganmu
sayangku
mari kita sempurnakan
kisah indah tentang rindu yang lama menunggu
Kisah indah tentang
rembulan
yang merebah didada
malam
Kisah indah tentang
pelangi
yang tersembul dari
manisnya senyuman
Mari sini sayangku,
duduklah disampingku
Lalu sentuhlah jiwaku
dengan kelembutanmu
Agar gaduh dan debar
dadaku meneduh
Ketika getar-getar
cintamu basuhi kujur
tubuh..

Sayangku...
Jika aku adalah
keindahan didendang
lagumu
Maka kamu adalah
penyempurna di goresan penaku
Sebab...kamulah puisi
terindah dan ruh
pada setiap barisan
kalimatku
Seperti waktu lalu
Kala rindu memadu
dibentangan langit biru
Dan kaupun tersipu malu
Saat aku merambah
rindumu mulai dari atas dagu
Senandungkanlah
kekasihku...
Senandungkanlah nada cintamu.
Syair yang kau gubah
dengan tinta rasamu,
kini meresap keseluruh tulang belulangku
ketika aku membaca
pesanmu
di julangnya dinding waktu..
.

*   *  *

Cinta Namun Tak Memiliki - by : Boy Refa Redo


~~Cinta Namun Tak Memiliki~~

Masih jelas membayang dalam ingat
sebelum pisah merenggut cinta kita.
Senja itu kita jalan bersisian dalam diam
sementara gaduh
mengembara di belantara hati kita.

"Sayang...maafkan aku,"
hanya itu yang terucap dari bibirmu di senja yang mengharu..

Tiada pernah sedikitpun
terbesit di benakku
Tentang cinta yang
berujung pada titik beku.
Tentang cinta yang tak pernah menyatu
ketika aku ingin
mempersuntingmu.
Kita telah lama bersama
sebiduk berdua arungi laut biru
Kamu adalah aku dan aku adalah kamu
Kita satu hati satu rasa
terajut dalam benang-
benang kasih
yang telah kita sulam
menjadi lembaran-
lembaran kain
dan lalu kita beri nama cinta.
Tetapi mengapa dinding itu
begitu menjulang mega,
begitu kuat dan kokoh
menyekat lantas
memisahkan rindu dan cinta kita.. Mengapa ? Entahlah..

Cinta kita menepi tak menyampai ke tujuannya,
meski kita seiring dan
sejalan dalam langkah
namun takdir memisahkan kita.

Sayang...air mata ini sudah terlalu banyak menetes
hingga menciptakan
sebuah telaga
mari sini sayang kita memanjatkan doa berserah kepadaNya.
Semoga kelak kita dapat bersama-sama merawat dan menjaga
sekuntum mawar merah yang tumbuh di halaman rumah
kita..
.

*    *     *

PAGI YANG PUISI - by : Boy Refa Redo


~~ PAGI YANG PUISI ~~

.
Diiringi kicau burung
dan desah angin bertiup
secerah hari
terhampar di wajah pagi.
Tanah-tanah lembab
sisa gerimis semalam,
rimbunan daun-daun
nan masih di gelayuti
embun
berpagut sesungging
senyum
semaha hangat yang tergurat di bibir
mentari.
Secercah harap pun
terlontar
dari sebuah relung yang terdalam,
yang menyala
yang membara
yang berkobaran api
kehidupan.

Di pagi yang berpuisi
anak-anak padi
bercengkrama riang pada ibu ilalang.
Tubuh-tubuh hijau
rerumputan
meliuk gemulai,
serupa nyiur yang melambai
di hela angin tepi pantai.
Sementara disana

di riuhnya lautan,
deburan ombak
berhamburan,
berduyunan,
mengumbar rindu pada bongkahan bebatuan.

Dan aku,
aku mengasah sepi dengan pena

pada lembaran-lembaran putih kertas.
.

*   *   *

Minggu, 17 Maret 2013

Getar Getir Rasa - by : Budi Riyanto

Getar Getir Rasa

Masih terasa ada dan selalu ada terasa
tercicip setiap saat
setiap hari tanpa jeda
adalah rasa

Getar getir yang selalu terasa

Menghias langit-langit lidah
tersekat ditenggorokan, tertelan tidak teludahkan pun tiada
aku mengulum rasa
pahit getir yang tiada tara

Aku menikmatinya

Satu rasa yang telah kautinggalkan
sembunyi diam dibalik perasaan
hingga memupuk dendam
kau,,,telah semaikan benih itu
yang meruncing sembilu
didinding kalbuku

Berkarat kesumat

Dalam getar getir rasa
aku menikmatinya dengan lapangnya dada
walau ada tersirat kesumat
setitik rasa pahit yang kau tabur
telah menggumpal mendarah daging

Pada nadiku

Getar getir taburan rasa
aku tergigil menikmatinya
hingga menuju ajal tiba.-

*   *   *

| Jakarta, 17 Maret 2013,-

Saat Lelap Sering Kumelihatmu

Saat Lelap Sering Kumelihatmu


Rindu, aku ini memang selalu rindu.
Rindu pulang lalu tenggelam dalam matamu
di saat lelap sering kulihat bayangan tubuhmu.

Lihatlah. Aku menunggu dan menanti tiada henti
mengangankan purnama menyandingi peraduan sunyi,
menyibak kelambu mimpi
mengguratkan puisi di atas ranjang dingin dan sepi.

Terkadang aku membayangkan
suatu senja kita duduk bersisian,
pada dinding berwarna keemasan
kita melukis matahari yang sedang tenggelam.

Aku ini memang selalu rindu,
seperti keberangkatan pada kepulangan
seperti perantau pada kampung halaman
seperti perpisahan pada pertemuan
seperti kehidupan pada kematian.

Aku ini memang selalu rindu
dan ingin tenggelam dalam dua matamu
di saat lelap sering kulihat bayangan tubuhmu..
.

*  *   *

JAGA DIA UNTUKKU TUHAN - by : Boy Refa Redo

JAGA DIA UNTUKKU TUHAN


.
Di bawah guguran awan hitam
di remang cahaya pada malam buta
... aku tenggelam dalam heningnya
kupasrahkan segalanya padaMu..
Hanya padamu Tuhan
kuserahkan segalaku,
jiwaku, ragaku, hidupku.
Inginku, anganku, mimpiku..

Sedu-sedan serupa hujan
yang menetes berjatuhan.
Dalam derai haru aku seperti debu
yang ingin merengkuh cintaMu..
Pada hamparan sajadah
airmata meluruh
berguguran satu-satu
bagaikan daun-daun
yang jatuh berhelai-helai..

Di bawah langit malam
di remang cahaya
di keheningannya..
Kupintakan pada Tuhan
semoga kau sentiasa dalam lindungan..

Tuhan tolong aku, tolong jaga dia..
Aku menyayanginya sungguh-sungguh.

****
Untuk Dinda Arnelia Syahtifa..
Semoga cepat sembuh sayang...

I miss U My Love..
.

Salam @[429199410445289:1]
By Admin : Boy Refa Redo

Sabtu, 16 Maret 2013

Aku - by : Budi Riyanto

Aku

Aku terkubur rasa
hingga aku menjadi mati rasa
aku sudah lupa akan segala rasa
entah sakit hati, entah apa lagi
aku mati rasa
hingga aku jalani hidup ini apa adanya

Aku
diam, diantara dendam - dendam yang ada
mengurungku dalam kegelapan yang kelam
menikmati kematian rasa
hambar,,,,,

Usah usik bujuk rayuku
aku sudah mati nafsu
segala itu hanya fatamorgana kisah semu
biarkan,,,biarkan saja adaku
terkurung sepi mengasah dendam
entah siapa akan tertikam
ketika kilau pedang dendamku terhunus
aku berharap darah penyesalan mengucur deras
karma telah memotong nadimu
mengerang pada sebuah kesakitan
satu pengakuan penyesalan yang panjang

Aku mati rasa
hanya diam menyimpan kesumat dendam
dalam pedang yang terasah tajam
,,,,
aku menunggu waktu
dan kemudian aku tebaskan,
darah karma mengucur disela-sela penyesalan

Aku menikmati
rasamu meregang sakit hati.-

*   *   *

| Jakarta, 17 Maret 2013,-

- by : Budi Riyanto

Jangan pernah mengumbar rasa
menebar bisa sepanjang jalan
sepanjang masa,,,

Bertubi mulut mengucap kata tanpa pasti
hingga berbuih segala janji
tanpa pernah tertepati

Hidup bukan sekedar petualangan
bukan sekedar pembenaran jati diri
yang tanpa arti,,,,,

Cukuplah,,,,tanggalkan ego
duduk berdampingan, berjalan beriringan
buang jauh jerat kemunafikan
lupakan dan hapus segala pesona tanpa makna
jalani jalanan ini seperti kenyataan
yang nyata
hidup adalah nyata
maya adalah cerita sementara

Lalu,,,,
sambutlah tanganku,
kita bejalan bergandengan, menghadapi kenyataan
kubur dalam-dalam
segala kisah petualangan yang hanya menghancurkan,-


*   *    *
"aku ada untuk tetap bersama dirimu berada"

Ijinkan Aku Menciummu - by : Budi Riyanto

Ijinkan Aku Menciummu

Dikeningmu,
aku inginkan kecupku
agar hilang segala resahmu tentangku
aku masih ada,,,,
dan tak akan pernah kemana-mana
disampingmu, temani segala gundah resahmu
dan tak akan aku kisahkan lagi
tentang kersuraman
tentang kegelapan
tentang kekelaman

Ijinkan aku mencium keningmu
untuk usir segala gundahmu
karena aku tak akan kemana-mana
tetap setia disampingmu
menggapai impian kita selama ini
lalu
kita wujudkan dalam nyata

Ijinkan aku mencium keningmu
bahwa aku tulus mencitai adamu
kemarin, hari ini, dan esok lusa nanti
adamu tak tergantikan
untuk menghabiskan hari
dalam sebuah kenyataan

Ijinkan aku mencium keningmu
setiap saat, aku takut kehilanganmu,-

*   *   *

| Jakarta, 17 Maret 2013,-

Aku Ingin Bersamamu

Aku Ingin Bersamamu

Hari ini,,,
seperti beberapa hari yang lalu
atau entah beberapa bulan yang kemarin
aku masih memunguti butiran rinduku
dari debu-debu dan mengumpulkannya menjadi
bongkahan batu,,,

Ya,,,,rinduku telah membatu
dalam bongkahan batu yang mengeras

Hari ini,,,,,
aku menunggu derai-derai kasih sayangmu
mengusap belai lembut rinduku
hingga reda dan teredam rasaku
lembutmu,,,
aku menunggu usap belaimu
dan,,,
hancurkan rinduku yang membatu

Ya,,,rinduku telah melesak kedalam dadaku
hingga buatku sesak menahan rasa

Hari ini,,,,
aku menunggu belaian kasih sayangmu
hingga luluh lantakkan rindu
dalam satu rasa yang menyatu

Kembalikan rinduku, cukup menjadi debu
biarkan terbang mengawang
hilang terbawa bayu,-

*   *   *

| Jakarta, 17 Maret 2013,-

Maumu

Menjamu bayang
duduk manis diteras depan
menikmati udara pagi yang menjelang siang
ada kau suguhkan
senyummu termanis kau suguhkan
aku nikmati,,,,sejenak
hilangkan dahaga rinduku yang tertahan
namun,,,
sejuk ini terasa gersang
ketika sepoi angin panas mulai menerjang
bayamgmu hilang,,,,

Tersapu debu seiring bayu

Aku terdiam
termangu bisu, bayangmu terbawa bayu
aku menikmati sepiku
aku menghayati sunyi
senyap yang indah bagiku
walau tanpa bayangmu

Anganku melayang jauh mengawang
duduk diam hanya mengejar bayang
lalu untuk apa kita saling merindu
andai tanpa titik temu

Aku lebih menikmati sepiku
sendiri,,,,,,,,,,

*   *   *

Salam @[429199410445289:1]
salam berbagi dalam kebersamaan
_budiri_

Senjaku - by : Budi Riyanto

Senjaku

Baru saja tenggelam,,,
dengan berlinangan air hujan
dalam derainya yang bersahut-sahutan
gemuruh hujan dan gelegar petir
terpojok pada dunia yang tersingkir
menepi pada diam yang tak habis pikir

Apa aku salah,,,?
lalu salah apa aku,,,,?

Diammu membisu, jawabmu tersekat ditenggorokan
bisu,,,,,
tanpa sapa
dan waktupun berlalu
irama jam yang konstan, stabil seperti kemarin
ataupun entah kapan
detak detik berlalu berirama
meninggalkan dan menaggalkan segala kisah

Terbenam,,,,,
bersama mentari tenggelam diperaduan malam
menyimpan segala resah
potongan-potongan kisah yang lelah
rangkuman-rangkuman gundah

Indahku adalah gambaran langit malam
,,,,,kelam,,,,,,,
menyimpan luka lebam, tanpa dendam,-

*    *     *

| Jakarta, 16 Maret 2013

Salam, @[429199410445289:1] , salam berbagi kebersamaan dalam senja yang temaram

Salam,,,,
_budiri_

Selasa, 12 Maret 2013

kepadamu - by : budi riyanto

kepadamu :

ya,,,kepadamu
telah aku berjanji, dalam hati
dalam-dalam
tak akan aku menebar duri-duri
yang akan menusuk sendi-sendi hati lagi,,,,
ya,,,aku tahu
hati tak besrsendi
tapi aku tahu hati rentan tersakiti

kepadamu :

ya,,,kepadamu
telah aku berjanji
demi langit dan bumi beserta isi
aku tak akan lagi menoreh sakit lagi
pada jiwa
pada hati
karena rasa

kepadamu :

ya,,,kepadamu
aku telah berjanji
untuk mematikan segala tentang rasa
hingga sungguh aku mati rasa
entah dalam warna apa
aku telah lupa, untuk merasa

kepadamu :

ya,,,kepadamu
telah aku berjanji
untuk tak akan lagi memainkan hati
aku telah mati
dalam segala rasa

kepadamu :

aku sudah tak berharap
pada siapa-siapa lagi
dan
terhenti.-


*    *    *

Jakarta, 13 Maret 2013.-
_budiri_
Salam @[429199410445289:1], salam berbagi kebersamaan,-

Senin, 11 Maret 2013

------ by : Budi Riyanto

Lelakuku
------------

Ketika Merpati, selalu tepati janji
dan tak pernah mengingkari
Ketika sang Elang terbang, selalu setia pada pasangan

Lalu apa aku dimatamu,,,,

Lelaki tanpa belas kasihan
lelaki dengan lelaku setumpuk kebohongan
lelaki dengan lelangkah lelembaran kekosongan

Ketika Merpati selalu datang tepat waktu
dan tak pernah lupa waktu
Ketika sang Elang selalu pulang menjemput pasangan

Lalu dimatamu aku apa,,,,

Lelaki tanpa mengenal waktu, hingga lupa akan waktu
lelaki dengan lelaku ketidakpastian
lelaki dengan lelangkah lelembaran ketololan
menyiakan adamu,,,,,

Aku
dengan keakuanku

Entah seperti apa dimatamu
mauku mengertikanmu
seperti maumu mengertikanku

Aku
adalah lelakimu, dengan segenap kelakuan kelelakianku.-

*   *    *

| Jakarta, 12 Maret 2013.-

Salam @[429199410445289:1], salam berbagi kebersamaan,-
_budiri_

Sabtu, 09 Maret 2013

Ketika Kau Tahu Aku - by : Budi Riyanto

Ketika Kau Tahu Aku
Oleh : Budi Riyanto

Ketika kau  tahu aku,,,
pada suatu saat, disebuah ketika
lalu kau tahu adanya aku
,,,,lelaki menjelang senja
yang mendulang sepi ditengah keramaian
akankah kau berjalan menghindar,,,,?

Pelan-pelan meninggalkan goresan,,,,,tanpa pesan

Tak apalah,,,,
aku sudah sediakan segala penawar rasa
dari rasa sakit
hingga rasa kecewa
aku simpan penawarnya
,,,,,karena aku telah mati rasa sebelumnya

Ketika kau telah tahu aku,,,seperti ini adanya
,,,,tak apalah kau melupakan adaku
aku telah siap,,,,jauh-jauh hari sebelum itu terjadi
nadiku sudah teraliri segala imunisasi rasa sakit,,,,
sakit hati dan kecewa,,,,,,

Ketika kau telah tahu aku,,,,
adalah lelaki renta diujung senja
yang hanya mematung menunggu malam tiba
abaikan,,,,,abaikan saja

Aku telah mati rasa,,,,
,,,,walau masih punya cinta,,,,,

*    *    *

| Jakarta, 10 Maret 2013.-
_budiri_

Selasa, 05 Maret 2013

WANITA KENANGAN - by : Ladu Tea Bintang

WANITA KENANGAN
Oleh : Ladu Tea Bintang


"Maafkan aku ibu, jika aku harus pergi meninggalkanmu tanpa kata-kata dan coretan air mata tinta, hatiku kini terluka, teriris tajamnya asmara penghianatan cinta, cinta yang ibu pilihkan buat ananda, kini telah menjadi sejarah kepahitan yang membekas dan tak mungkin sekejab kulupakan" aku tak ingin menemui ibu untuk sementara waktu, walau terkadang kerinduan selalu mengajakku pulang mememuinya. Sepekan sudah aku tak mendengar suara ibu yang biasanya menemaniku diruang sepi. Bagaimana keadaanmu ibu? Apa kau masih menganggap aku anakmu?
Hasrat hati ingin melupakan kenangan pahit itu disepanjang perjalananku ke pulau garam, pulau yang selalu ramai terdengar derap langkah kaki karapan sapi dan celotehan air laut pasang surut yang selalu menghias hari-hari sepi. Namun, aku merasa risih memandang wajah tembakau yang murung menunggu hujan datang esok hari; gersang tak henti-henti.
Perjalanan masih panjang, baru seperempat kenangan yang mampu kusayat, sedang langkah sudah mulai gontai, tenggrokan sudah terasa kering kehausan, ingin sekali kuteguk secangkir kopi susu dan kubakar sebatang rokok eceran yang sudah kubeli di toko sebelah kanan pinggir jalan.
“Inilah kenangan” Segala hal yang pernah singgah dalam perjalanan akan menjadi ingatan yang tak mungkin terlupakan,
Kakiku kini memijak tahah gersang bagian timur, Sumenep. Sayup-sayup kulihat bayang seorang wanita melintas ditepian pesisir pantai lombang, pantai yang terletak diujung kota Sumenep. Indahnya nampak dipelupuk mata yang tak bisa menghindar dari medan perang ombak dan batu karang, pantai itu dikelilingi bunga-bunga merekah beserta hiasan kupu-kupu yang menari-nari diatasnya. Baru kali ini aku melihat pantai yang begitu indah menghipnotis mataku yang memandang kosong, apalagi seorang wanita berparas jelita bermain disana, tak pernah ada isyarat dalam mimpiku untuk hal itu, kini dalam benakku wanita itu sudah seakan menjelma menjadi bidadari yang bergelantungan dilangit-langit dipikiranku. Padahal baru kali pertama aku melihatnya. Aduh, degup jantung semakin cepat, perasaan ingin kenal selau mendorongku untuk menyapanya tapi tak ada daya melantunkan secebis kata-kata, aku hanya bisa mengintipnya dari semak-semak tumpukan belukar yang ada didekat pantai itu, rasa penasaran memburu perasaan, terkadang kulihat dia sedang bercanda bersama ombak dan ikan-ikan yang membuatnya tersenyum sendirian. Nekat, kukirimkan salam tanpa kata-kata lewat angin yang berhembus membawa rindu kehati.
aku hanya bisa duduk sendiri diatas batu mengingat-ingat kembali masa lalu yang masih menyisakan perih dan pedih sampai saat ini "Tidak, aku tak boleh mengenal wanita itu, tak akan kubiarkan seorang wanitapun bisa bermain kembali diperaduan cintaku, aku teratama dihianati, lebih baik kubiarkan taman hati kosong tak ada bunga cinta yang merekah dari pada harus menahan sakit setelah tertusuk durinya kembali, hatiku telah hancur-lebur, luluh lantak karenanya, sehingga semuanya tertutup buat wanita, penghianat cinta" Trauma, kini hatiku berselimut benci, bahkan telah mengubur dalam-dalam karisma wanita.
"Wanita tak segan membuat pengagumnya terluka, masinis cintanya tak segan mengiris-iris rindumu, dengan sebilah kecemburuan dan semanis racun kata-katanya, bahkan wanita lebih kejam dariapa yang pernah aku pikirkan selama ini, bangsat." pantaslah hati ini untuk mengubur namanya.
Tapi, aku sadar, segala sesuatu bisa berubah kapan saja, tak terkecuali hatiku yang sudah lama memendam kebencian yang berkepanjangan, sehingga kuanggap setiap cinta seorang wanita adalah onak duri yang bisanya hanya menyakiti, dan tak bisa memberi sebuah keindahan yang abadi.
Ombak menderu sahdu hancurkan ragu yang melilit hatiku, sesaat setelah itu wanita yang pernah kulihat tiba-tiba muncul dari sebrang jalan, kuberanikan diri meyapanya lewat senyum mengawali perkenalan, tubuhku mulai mendekat pelan laksana siput terasa berat membawa beban, aku pun terhanyut dalam gemerlap khayalan yang jauh, kubawa dirinya melintasi jagat raya, kuperlihatkan rembulan kala tersenyum merekah dibawah arasi malam, dan kerlipan mata bintang kutangkap untuk kupersembahkan. Ah, semua sia-sia setelah sinar matahari diperaduan siang datang merenggut khayalan.
Mengaup sejenak dibawah pohon ristan, sesaat setelah gerimis megundang bumi bernyanyi bersama hujan. ribuan harap mengepung hati, "Semoga wanita itu juga berteduh ditempat yang kupijak saat ini". Detik demi detik terasa cepat menjemput menit digubuk waktu, semua berlalu begitu tak terasa. Tapi, wanita cantik itu masih bertahan dibawah guyuran hujan yang semaki lama semakin mengalikan air matanya, aku merasa iba melihatnya basah kuyup kedinginan, hingga akhirnya hati memaksa kaki untuk melangkah menghampirinya, selangkah aku mendekatinya dua langkah ia menjauhiku, entahlah mungkin rasa malu menguasai diriya sehingga setiap langkahku ia pungkiri dan ditinggalkannya pergi.

##############

Bagaimanapun juga aku harus mengobati luka hati ini, walau harus memenjarakan cinta yang suci dari segala cinta yang sering kali menyakiti, sementara atau untuk selama-lamanya. Tapi dari mana aku harus memulai mencari penawarnya? Atau Mungkin aku akan berdiam diri saja menunggu angin membawanya pergi kearah dimana semuanya akan terlupakan ? Atau bahkan aku harus mengulang cerita cinta yang selama ini telah ternoda. Aku akan merasa bersalah jika aku telantarkan cintaku sendirian dijalan kebencian. padahal kehadiranya merupakan percikan-percikan keindahan yang tak semua orang bisa menikmatinya. Mungkin aku yang salah menilainya "Tuhan, aku telah lalai menjalankan tugas-Mu untuk menjaga cinta yang selama ini telah Engkau karuniakan, kini aku tak bisa lagi merasakan aura keharumannya, mendengarkan celotehanya, dan memeluk kesejukannya, hanya duka yang tersisa karenanya, maafkan hamba-Mu ini, izinkanlah aku memupuknya kembali ditaman hati yang sudah lama gersang setelah dihianati, amien"
Cinta adalah satu-satunya rasa terindah yang ada dalam setiap degup nafas manusia, dan cinta itu akan terasa setelah ia bisa merebahkan dirinya dalam peraduan yang sama, begitulah kata pemujanya. Namun, jauh berbeda seperti cintaku yang gugur sebelum kuncup-kuncup keindahanya kurasa, jiwa gersang, hati luluh lantak menahan sakit karma penghianatan. Memang benar apa yang pernah Khalil Gibran katakan sehingga meninggalakan bekas cahaya putih dalam jiwa, cinta adalah membagi, memahami, memberikan kebebasan, menjawab panggilan dan cinta adalah kehidupan, jangan dikira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun, cinta adalah anak kecocokan jiwa, jika itu tiada pernah ada, cinta tak pernah tercipta dalam hitungan tahun dan abad.
Aku tak ingin lagi mengenangnya, biarlah semua berlalu seperti air mengalir, perasaanku pada seorang wanita kini benar-benar telah tertutup kebencian, dan kepercayaanku pula telah pudar ditelan dusta-dustanya sendiri.
"Ibu, kerinduan demi kerinduan mengepungku untuk selalu mengingatmu, aku sadar, menahan tangis dalam kerinduan yang mendalam adalah siksaan perih perpisahan, namun akan lebih perih lagi jika aku harus pulang menemuimu masih tegak kokoh dalam pilihanmu itu, setiap kali aku ingin memejamkan mata aku selalu berdo’a agar bisa menemuimu walau hanya sekejap saja, dalam lamunan atau dalam mimpi yang tak nyata. Ibu, sedikitpun obat luka belum kutemukan dalam pengembaraanku ini, melainkan hanya seberkas kenangan yang mengusik perhatianku, maafkan aku ibu jika berlama-lama dipulau garam ini" besit hati yang terisolasi.
Kesekian kalinya pantai lombang itu terlihat dihadapanku, masih sama seperti biasanya, nyayian ombak selalu menghias sepinya. Sendiri aku berdiri ditepiannya tak jauh dari pohon ristan yang selama ini aku kenal, kulihat burung-burung bermain dalam rimbunya, sembari menikmati suguhan angin yang sejuk menerpa tubuhku, kucoba melempar batu ketengah - tengah sana, kuikuti gelombang ombak yang berlari kearahku, sembari memaku pandangan dan terlihat jelas bayang-bayang wanita bejilbab melangkah ketengah pantai, aku pun semakin memaku pandangan. Sejenak, degup jantung berlarian adu cepat dengan keringat dingin yang mengeliat ingin keluar dari peraduan kulit,
"Wanita itu lagi, wanita aneh, tidak mau dikasi hati" suaraku sedikit sinis, terkait ingatankun pertama kali bertemu dengannya lalu ditinggalkanya pergi tanpa sapa. Dia berjalan lurus ketengah, aku tahu pantai itu pernah menyimpan mistis, menurut cerita yang aku dengar pulau itu terkadang meminta korban dengan cara mentidak sadarkan korbanya untuk meneggelamkan diri, tak kuhiraukan wanita itu "alah, paling-paling dia hanya ingin mengundang perhatianku saja, setelah kudekati pasti ia akan kembali lagi kepesisir, sama seperti waktu itu, wanita itu memang aneh", setinggi dadanya air meneggelamkan tubuhnya, hatiku mulai khawatir dengan wanita itu walau sebelumnya tak sedikitpun ada rasa perhatian padanya. Sedang air sudah sampai selehernya dan hanya tinggal hitungan detik dia akan tenggelam, seketika itu hatiku mendorong tubuh untuk terjun menyelamatkamnya.
"jebur” Tak ada suara teriakan sedikitpun membesuk telingaku hingga akhirnya wanita itu tengelam, aku semakin mempercepat dayungan tangan agar bisa menyelamatkannya.
Alam menjadi tegang, angin membisu dan dedaunan terpaku menyaksikan kejadian itu, alhamdulilah, aku bisa membawanya kedaratan meski ia sudah kekenyangan dengan air hingga tidak sadarkan diri "apa yang harus aku lakukan?" wanita itu masih dalam timaganku, tumpukan rasa panik semakin menjulang tinggi, pikranku buntu jika aku harus berpikir antara menolongnya dan melakukan larangan-Nya, astaufirullah aku melihat wanita itu sudah tanpa kerudung, kuperas pikiran mencari cara bagaimana untuk menyelamatkannya, teriakanku sudah menyeruak disetiap sisi kesepian disana. Namun, tak seorangpun kulihat, tak ada sebesit suarapun yang kudengar kecuali suara menerjang bendungan. Jika dibiarkan begitu saja mungkin hari ini adalah hari terakhir sinar matahari meyaksikan wujudnya sekaligus menjadi kenangan pahit dihatiku.
Secepatnya aku harus menguras air diperutnya. Tapi, dia masih tersungkur lemas tak bergerak sedikitpun walau sebagian besar air dalam perutnya sudah keluar, kehawatiran semakin memuncak saat sepuluh menit berlalu, kupegang tanagnnya kurasakan urat nadi yang masih berdetak, petanda dia masih hidup, sejam kutunggu dia sambil menikmati dinginnya baju yang masih basah kuyup karna menyelamatkannya. Masih seperti sedia kala, malah urat nadinya semakin lamban berdetak. Aku khawatir.
Terpaksa aku harus meletakkan bibir kering ini diatas bibir merahnya, untuk sedikit memberinya nafas buatan. Aduh, semua menjadi aneh, sinis, cemburu melihat aku, hanya satu kata dalam hati, biarlah seisi alam ini membenciku asal aku tak menggunakan kesempatan dalam kesempitan.
Kini matanya mulai meyaksikan alam kembali, kepalanya masih diatas pangkuanku, dia merasakan pusing, dan seketika dia bangun dari pangkuanku, dia merasa takut karena aku duduk memangkunya.
"Siapa kamu" sapanya gugup, aku jawab dengan senyum belaka, aku tak ingin dia tahu siap sebenarnya aku ini, biarlah aku membungkam seribu kata sambil menyaksikanya pergi menjauhi tatapan mataku.
Tapi aku bersyukur karna akhirnya hati ini bisa juga bisa terbuka menerima sosok wanita yang selama ini kusangka sudah menelantarkan dan mempermainan cinta, sehingga aku hanya bisa berteman dengan sepi kala tersakiti, sepiku sendiri.
Kehidupan ini terkadang berubah seperti roda berputar, kebahagian tak lekang dari penderitaan, keindahan tak mungkin bisa menjauh dari kesedihan, semua seperti dua sisi yang saling bertentangan dan selalu bergelindan dalam setiap kehidupan.
Hanya selarik nama yang bisa aku ingat saat dia berkata dalam separuh ketidak sadarannya, “Asmarani”. Akupun akan menyemainya dalam hati sebagai salah satu obat perih yang kucari selama ini..

*     *    *

Kiriman member TEMBANG JIWA : Ladu Tea Bintang

Jumat, 01 Maret 2013

ISTIKHARAH CINTA - by : Siti Saharah

ISTIKHARAH CINTA
Oleh : Siti Saharah


♥ ISTKHARAH CINTA ♥

Dirimu bertahta dihatiku..
Kusebut dalam tiap Doaku..
Yang mengalu dalam tiap Istkharahku..
Untukmu calon imamku..

Dalam penantian suci..
Dalam indahnya Istikharah diri..
Berharap semua terjadi..
Bila tiba masanya nanti..

Ada bulir bulir Rindu..
Yang selalu tertuju..
Membuat berlinang airmataku..
Bila ingat adamu...

Tuhan
Akankah rasa ini nyata..
Menyatukan cintaku dan cintanya..
Hanya dalam tiap Doa
dalam istikharah cinta..
Kuberani meminta...
Dipertemukan dengan dia..
Calon imam yang kupinta..

Tuhan..
Jika memang adanya jauh untukku..
Dekatkan dia atas RidhoMu..
Jika memang adanya sulit untuku..
Mudahkan dia atas IjinMu..
Jika memang dia bukan yang terbaik untukku..
Berikan satu yang pasti yang terbaik menurutmu..


Hanya padamu..
Kumeminta..
Satu yang terbaik untukku..
Dalam tiap istikharah cintaku..


♥ SS ♥

Selasa, 26 Februari 2013

HAMPA - by : Dinda AS


±±± HAMPA ±±±
Oleh : Dinda AS

Bias senja membelai lamunanku.
Semilir sang bayu membumbungkan anganku.
Aku memujamu duhai senja.
Mencoba mengurai arti rasa di jiwa.

Sering terbersit tanya.
Apakah kau merasakan asa yang kupendam didada.
Pada setiap senyuman selalu kuhiasi harap untuknya.
Dan untuk satu rasa yang nyata.

Aduhai senja.
Aku selalu memujamu.
Namun aku tak ingin berharap lebih akanmu.
Biarlah ini menjadi rasa yang hanya milikku.
Dan akan kubingkai dalam relung kalbu.

Senja.
Tak kan indah rona jingga tanpa bias temarammu.
Aku memujamu dalam tulusku.
Tak ingin paksakan rasa yang ada, pada ketidak inginanmu.
Juga tak ingin memaksa mengurai kata dalam diammu.

Kini semua bisu.
Terdiam dalam sendu.
Disepinya sang waktu.

* * *

Dinda.
260213

.......* - by : Mawan Tazshiqat


...~*

Baru kusadari
setetes embun penuh makna
di antar pagi yang masih dingin
dahaga tiada rasa sudah
yang sudah sudah saja

Mungkin hanya lewat mimpi
kugapai mimpi itu
rinduku yang sungguh
dekap erat pelukmu...

Dengan lesu melangkah
ijinkan aku menyangimu
rasa ini hanya rasamu
rindu ini milikmu
sayang ini pelukmu

sandarkan segala rasa pada bahu
merebahkan sebagian jiwa tersatu
dalam tiap detak detak nadi
mengalir lurus menuju muara
muara tepat di jantung dan hati

hingga tidak mungkin jadi mungkin
dengan setiaku
tetap disini
dan selalu kutuliskan tembang
dan aksara terindah....

...~*
MT240213.-

Salam @  , salam berbagi dalam kebersamaan

By Admin : Mawan T
Ilustrasi : Internet.-

Selasa, 19 Februari 2013

- Budhi Muliansyah II


Aku
telah kuhanyutkan airmataku
pada sungai-sungai mengalir jauh
pada laut-laut mengombak riuh.

Aku ini seorang nelayan
saban harinya menjala kata,
dan belum juga kudapatkan
kata yang bisa mengucapkan kita.

Di rimba belantara kata
aku melihat daun-daun menguning
pada batang tubuh ranting kering
yang hatinya telah patah.

Dan mungkin itu adalah aku.
.

*   *   *

By Admin : Budhi Muliansyah II

Senin, 18 Februari 2013

Sepi, sunyi, senyap, menelikung hati - Kolaborasi : BR dan DA

Sepi, Sunyi, Senyap, Menelikung Hati
(sebuah kolaborasi)

- Diam membisu,
   aku bersembunyi, di punggung malam
   menaklukkan diri dari kepungan rindu

+ Lingkaran sepi telah membiusku
   tuk memaknai arti hidup
   segala tanyaku tak terjawab
   ketika segalanya telah bisu bungkam
   sedang senyumpun tak lagi ramah
   ,,,,,biarlah,,,,,

- Tersimpan tawa
   teredam senyum, saat teringat
   mengatai rasa saat merasa
   tak satupun rasa
   biar mimpi terhenti digenggaman

+ Ketika tawa hanya kiasan
   ketika senyum hanya hiasan
   kubur saja segala kenangan
   bersama mimpi-mimpi
   tanpa arti
   walau telah tertelikung hati
   biarlah hati merasai
   sepi ini indah adanya

- Mimpi,,,,,,
   selamanya utuh menjadi mimpi
   ketika tetap terdiam dan tak mau mengakui

   tak berani bicara

   sementara sekeping hati menunggu
   hanya demi satu kata

+ Saat satu kata tak pernah terucap
   hanya terwakilkan dalam sikap
 
   lalu,,,,terbacakah,,,,?

   tak perlu pula untuk dijawab
   biarlah hati yang merasai
   ketika goresan sakit hati telah melukai
   tetap saja indah adanya
 
   dan mimpi masih menggayut
   di langit pulasnya malam

- Kata mewakilkan kepastian
   lalu bagaimana membaca
   kalau semua hanya terlihat bayang-bayang
   tertutup awan kepekatan malam

+ Segalanya telah kusamarkan dalam kesengajaan
    tak kumau goreskan lagi, lagu sakit hati
    ketika kusadar bahwa hati telah mati rasa
    kebal sudah akan rasa sakit
    ,,,,biarlah,,,,,,tinggal melukis bayang-bayang

- Sengaja kusuguhkan perih
   agar hina diri tak diketahui
 
   kukemas sakit menjadi amarah
   agar tak terlihat lukaku yang memerah
   tak apa membenci
   tapi sesungguhnya tak benar-benar pergi dari hati

+ Perih ini tak lagi kurasa
   sakit ini sudah terbiasa
 
   nyanyi sunyi adalah keseharianku,,,,kini
   tembang kangen tak ada bermakna lagi
 
   walau bayang itu tak pernah hilang
   sama sekali,,,,,,dari ingatan

- Melupakan teramat sakit
   memiliki terlalu sulit

   pergilah,,,,,,
   tanpa bayangan
   tanpa luka karena kehilangan
 
   berlalulah,,,,,
   jangan mengikuti

   biarkan semua mimpi-mimpi

+ Ragamu taklah pernah teraba
   hanya dalam jiwamu aku merasa ada
   langkahku melangkah pergi
   mencoba untuk tak tinggalkan rasa sakit hati
   aku telah bosan untuk selalu menyakiti
   dan segala mimpi telah menepi
   pada dermaga jiwa yang sunyi

- Tak apa terlukai
   sakit ini masih kunikmati
 
   di sudut dermaga sunyi
   juga telah kutambatkan diriku

   erat,,,,,

   mungkin pada simpul yang salah
   aku mengikatkan hati

   apakah ini dimengerti,,,,,?

+ Ketika rajutan tali temali sudah indah terpilin rapi
    usahlah diurai kembali
    biarkan  hati tertambat sudah
    bukan salah hati tertambat
    indahnya kenangan biar rapi tersusun
    di relung hati

- Selama ini menjadi bodoh sendiri
   disini

   dengan rasa yang tak berbalas
   dipermainkan perasaan dan kata-kata
   yang membuat limbung kesadaran

   apa ini adil,,,,,?

   lalu keindahan apa yang harus dikenang,,,,?

+ Jangan pertanyakan keadilan
   ketika rasa pernah dipersatukan
   jika lelah menunggu jawaban
   dan ternyata sungguh menyakitkan

   indah itu hanya sementara dirasakan

+ Tak pernah terlihat jawaban
    untuk setiap pertanyaan

   selalu bungkam

   * untuk kali ini,,,,,,,,
      jawablah pertanyaan hati

- Ketika hendak mengucap kata pasti
   seperti apa kata hati yang menghendaki
   aku terbungkam rasa takut
   takut melukai,,,,
   kembali melukai dua hati
   yang sama-sama terluka

   karena luka itu adalah sulit terobati

+ Sekali saja,,,,
   aku ingin mendengarnya
 
   setelah itu,,,,,
   aku akan mengerti

   bahwa hatimu sudah dimiliki hati yang lain
   ,,,,,,begitu juga dengan aku
   lalu,,,,,
   biarlah kita sama-sama terluka

- Pernah berujar jujur,
  sakit terasa hati hancur

  perih menikmati luka hati
  satu kisah yang menyakitkan
  ketika gegabah dalam ucap

  sesungguhnya telah aku ingkari
  kata hati,,,,,,

+ Aku hanya butuh jawaban pasti
   jangan diam

   katakan,,,,,
   dan buatlah aku mengerti

   seperti aku membuatmu |
   mengerti

- Aku tak pernah mengungkap kata dalam ucap
  aku hanya biaskan dalam sikap
  harusnya terbaca sudah
  bahwa rasa ini masih ada
  senantiasa ada
  karena aku selalu ada

  terpaku adaku dalam sepinya jiwa,-


*     *    *

Posted and edited by : _budiri_

Minggu, 17 Februari 2013

MALAM - by : Budhi Muliansyah

MALAM
Oleh : Budhi Muliansyah


Malam
dalam heningmu
dalam gulitamu,
sunyi membawaku hanyut
di kedamaian yang nyata
yang kurasakan di jiwa.

Dan itu tak kudapati pada pagi,
pada siang,
hingga senjapun datang.

Malam,
kau buat aku mengerti tentang sepi.
Dan sunyi yang selama ini kujauhi
menyimpan banyak arti
saat kuselami dan kupasrahkan diri.

Malam,
di langitmu yang redam
doa-doa tulus mengalir deras
seperti air yang terjun bebas.
Segala gaduh segala cemas pun tuntas
di hatiku yang lepas.
.

*  *  *

Sabtu, 16 Februari 2013

JINGGA YANG MURAM - by : Jessica Eria

JINGGA YANG MURAM
Oleh : Jessica Eria


Tertegun liukan ujung sang pena.
Saat terdiam disela jemari senja.
Resah jiwa terisak tanpa kata.
Ketika kesah mengurai gulana.

Saat ingin kulukis bahagia.
Dibentangan langit senja.
Yang mungkin masih tersimpan dibinar mega-mega.
Diantara warna-warni pelangi senja.
Membias indah pada kelopak bunga.
Kemilau merona saat menyentuh gemercik air telaga.

Semua hanya angan semata.
Karena bait-bait aksara sudah tak bermakna.
Nyanyian jiwa terdengar sumbang.
Yang ada kini hanyalah tembang usang.

Aduhai senja...
Kini aku seperti mu.
Yang terdiam dalam rerimbunan detik dan waktu.

Termangu menatap jingga yang muram,
bersama riak kabut yang bergelayut disudut netra.
Dibalik mendung yang kan menumpah
membasahi dan mengenangi persada jiwa.


*  *  *
Jess. 150213.-

Jumat, 15 Februari 2013

Air Mata - by : Budi Riyanto

Air Mata
Oleh : Budi Riyanto


Aku lama sudah
menguras banyak air matamu
dari setitik demi setitik
hingga hampir mengering sudah air matamu,
bukan bahagia yang kau dapatkan
tuk hapus air matamu aku berikan,,,,

Karena kembali menetes air matamu karenaku
aku hanya pemilik kata - kata
aku hanya pembuat kecewa,,,,
air matamu sangat berharga tuk kau teteskan untukku

karena aku hanyalah sang petaka
yang purukkanmu pada derita dan derita
hapuslah, hapus air matamu,
jangan kau biarkan kembali menitik dan menetes lagi,-

*    *    *

Salam,,,,,, - by : Budi Riyanto

Salam,,,,
Oleh : Budi Riyanto

Salamku padamu,,,,
Salam pada segalamu yang dulu juga segalaku
karena munafik aku,,,
bila tak rindu,,,,,

Penatku hari ini,,,,,,,,
akan rinduku yang meninggi,,,
walau kutahu pasti,,,kau takkan merasai
andaikan segalamu masih segalaku,,,,,
pasti kan cepat penatku berlalu

Tapi mauku takkan lagi ku ganggumu
tuk langkahkan kaki dalam senandung yang lain,,,,

Salamku padamu
sampaikan tulus pada segalamu,,,,
yang dulu utuh juga segalaku
tak lebih,,,,sekedar salam
atas keinginan naluriku,,,
andai hendak itu kau abaikan,,,,,
dan biarkanku pada sepi merindu akan segalamu,,,,,,
yang dulu juga segalaku,,,,

Namun saat sadarku
aku tersadar dari sadar akan siapa adaku,,,padamu,,,,

Salamku,,,mungkin satu salam terakhir akan adamu,,,,
saatku tak setegar dulu tuk hadapi segala ini

Dan tolong sampaikan salam terakhirku pada segalamu,
yang dulu juga segalaku,,,,
karenamu ada aku didadamu,
,,,dulu,,,

*     *     *

Catatan ke-30 - by : Budi Riyanto

Catatan ke-30
Oleh : Budi Riyanto


Dan berakhir disini,,,,
pada titik kejenuhan yang telah memuncak,,,,,
takkan kucoba untuk kembali
bila hanya akan saling menyakiti,,,,,,,

Jenuh sudah aku jalani jalinan ini,,,,
muak aku akan perselisihan ini,
yang senantiasa ada disetiap nafas berhembus,,,,

Sesak sudah aku bernafas dan aku biarkan kau terlepas
,,,,agar bisa kembali lega kubernafas

Kuisi hariku tanpa cemburu
akan kucoba matikan rasa segala rasa
yang pernah ada detik ini,
menjelang dini hari bersamaan bergantinya hari
maaf,,,, mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari ini,,,, ,,,,

,,,,aku coba berjanji dalam hati,,,,pada diri sendiri,
,,,, ,,,,, untuk tidak punya rasa,,,, ,,,,,
rasa tak peduli lagi sama sekali akan segala apa keadaanmu
maafkan aku,,,,

Muak sudah aku
jenuh sudah kini adaku,,,,

akan segala kisah kita yang semakin racuni jiwaku,,,,

Disini pernah aku awali,,,,
disini pula telah akan aku akhiri segala cerita ini,-


Jakarta, 28 Juli 2011

Di bawah lampu merah - by : Budi Riyanto

Di bawah lampu merah
Oleh : Budi Riyanto


Telanjang kaki,,,,
dekil kumal,,,kaos warna merah,,,
sudah hilang warna
hanya merah kehitaman,,,
rambut kumal seakan sebulan sudah, tak tersentuh samphoo,,,,
dan tersiram air,,,,

Lampu masih menyala merah,
langkah kecil bocah itu menghampiri,
tangan meminta mulut menggumam,
sekedar buat makan
katanya,,,,

Lampu sudah berganti hijau,
aku melaju,,,,,
dengan sedikit gambaran
menerawang dimataku,,,,
subur negriku setelah puluhan tahun merdeka,,,,
subur dengan koruptor,,,
subur akan peminta-minta,,,,,
subur akan wanita yang telah tuna akan susila
subur akan lekaki yang
belang hidungnya,,,,,
subur akan kemaksiatan
pada setiap sudut -sudut kota di negri ini,,,,,

Bocah telanjang kaki sudah hilang dari pandangan,,,,

Pada lampu merah yang kesekian kembali kutemui
pasangan maksiat atau entah apa,,,,,,

Aku tak peduli,-

*    *     *

Jakarta,21 Agustus 2011

Akhirnya - by : Budi Riyanto

Akhirnya
Oleh : Budi Riyanto


Wahai sang maya,,,,
ternyata juga hadir bayangmu
dimalam tadi
telah sibuk kususun rapi ranjang mimpi
undang hadirmu datang menghiasi
pagi ini kutunggu sapamu
sebatas sapa khabarkan adamu,

wahai sang maya,
aku terkurung dalam sepi ilusi
merangkai mimpi tanpa ada hadirmu,
yang selama ini kurindu
dengan manis senyum mengembang,
menyambutku datang,

wahai sang maya,
maafkan aku jika kini merindu
akan segala canda dan tawamu
maafkan aku wahai sang maya,
aku membawamu kelembah ilusiku,-

*  *  *

KITA - by : Boy Refa Redo

KITA
Oleh : Boy Refa Redo


.
Entah sudah berapa banyak kuukir kata-kata,
kususun-susun,
kurangkai-rangkai,
kususuri jejak-jejaknya
hingga ke ujung mayapada.
Saban hari kupilah-pilah
kueja dan kubaca,
belum juga kudapatkan kata yang bisa mengucapkan kita.

Aku ini seorang pemahat,
Yang setiap harinya mengukir-ngukir kata.
Dari bentangan jagad hingga ke liang lahat,
namun belum juga kudapat
kata-kata yang bisa mengucapkan kita.

Lalu kemana hendak menuju? Kau dan aku.

Kau adalah kau
aku adalah aku
sedangkan kita?
Kita adalah dua jiwa satu hati.

Sudah begitu banyak kata-kata
yang terlahir dari jemariku
dan belum juga kudapatkan kata
yang bisa mengucapkan kita.
.

*  *  *

Pudar - by : Fadjar Arifianto

Karya member @TEMBANG JIWA : Fadjar Arifianto

Pudar
Oleh : Fadjar Arifianto

Di sela pekatnya malam
dingin ku rasa mengiris segala asaku
semangat yg dulu membakar jiwa
stiap bulir keringat yg terasa
memicu hasrat tuk memeluk jiwamu

Entah untuk apa aku sekrang meniti jalan ini
bayang dirimu yg terlintas d benakku
dengan pelan menghilang
semakin jauh
memudar

sepatah katapun tak jua kau tinggalkan
hanya ribuan tanya yang mengendap direlung jiwa
takkan terjawab
kan kubiarkan mengendap
membusuk

Dan kan kujadikan rabuk bunga cinta yang baru
meski tak seindah dulu.-

*  *  *

Salam @
Kiriman member : Fadjar Arifianto
Posted and edited by : _budiri_

Ilustrasi : Internet,-

Kamis, 14 Februari 2013

Inginku - by : Budi Riyanto

Inginku
Oleh : Budi Riyanto

Inginku,,,,
dongengkan kisah menjelang lelapmu
dalam bisik mata setengah pejam
mengantar lenamu
arungi mimpi
hilangkan keresahan jiwamu
hingga pulas terlelap

Inginku,,,
untai kata susun kalimat
baluri sekujur tubuhmu,,,dalam selimut hangat
elusan kata menuju lelap
pada dingin telingamu
yang tertutup helai-helai rambutmu

Lalu,,,apa mampuku
kalimatku tak seindah Pujangga bersyair
tak semolek Penyair berpuisi
tak sebijak Seniman bersajak

Aku,,,,
hanyalah penyusun kata
perangkai kalimat, menemani malammu yang pekat
menuju mimpimu
mengantar lelapmu
mengurai resahmu agar tak terbawa dalam mimpimu

Inginku,,,,,
hanya temani malammu
lewat mimpimu,-

* * *

Aku - by : Budi Riyanto

Aku
Oleh : Budi Riyanto


Aku kembara diantara langit maya
antara gelapnya awan ditengah malam
aku,,,,,,,
pengawal malam tanpa kendara
untuk keruhkan mimpimu
dengan selaksa mimpi-mimpi burukku

Hidup ini terawang antara nyata dan maya

Singgah sekejap dalam mimpi
habiskan malam tanpa diganggu lolongan panjang serigala

Rindumu adalah buih samudra yang menghempas pasir pantai
tanpa bekas,,,,,
berserak sepanjang pantai tanpa arti,,,,,

Diatas langitmu
masih ada lagi langit menunggu,,,,,,,,,,,,,

- - - - -

Aku Masih Punya Hati - by : Budi Riyanto

Aku Masih Punya Hati
Oleh : Budi Riyanto


nurani,,,,
naluri,
'ntah apalagi,,,

terbangun dari mimpi
mencubit diri,,,
aku belum mati rasa

aku masih punya hati
'ntah berwarna apa
belum pernah aku membelahnya
karena aku hanya tak ingin
untuk berbagi hati,,,,,

aku belum mati rasa
,,,,aku masih punya hati,-

* * *


UNTUKMU YANG TERNANTI - by : Jessica Eria

UNTUKMU YANG TERNANTI
Oleh : Jessica Eria


Sendiri dalam hening malam.
Tanpa kata dan terdiam.
Merenungi jiwa yang dilanda kelam.
Sunyi membawa lena pada pekatnya malam.
Merengkuh asa dalam kesunyian yang mencekam.

Telah kita lewati hari dan mengarungi mimpi-mimpi.
Yang selalu ingin kita gapai.
Apakah semua akan kau akhiri ???
Lelah hati ini.
Menanti diammu yang tak kunjung henti.

Namun selalu ada ketulusan dihati.
Untukmu yang ternanti.
Aku hanya ingin kau ada menemani.
Tak pernah terpikir ada sosok lain pengganti.
Karena hanya engkau yang bertahta disanubari.

Sebelum aku melangkah disepinya hari.
Dan sebelum rinduku membeku dan mati.
Sebait doa tulus kulantunkan untukmu.
Semoga kau bahagia selalu.

Maafkan aku.
Jika aku tak sempurna dan tak bisa menjadi yang terbaik untukmu.
Juga tuk memberikan kebahagiaan padamu.


* * *

Jess. 150213.-

DIANTARA BIAS SENJA - by : Dinda Arnelia Syahtifa II

DIANTARA BIAS SENJA
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa II


Diantara rona bias senja.
Ada bayangmu disana,
Yang terdiam tanpa kata.

Namun bayangmu perlahan menjauh.
Yang tak sempat kudekati dan kujamah.

Ada perih yang mengaliri nadi.
Terasa pilu kalbu memandangi.
Jejakmu kian menjauh pergi.

Ingin hati merengkuhmu dan menyatukan rasa.
Mendekapmu dalam damai senja.

Diantara bias senja ada bayangmu.
Dan aku hanya mampu menatap dengan debar didada.

*  *  *
DAS. 140213.

Selasa, 12 Februari 2013

- - - - - by : Budi Riyanto

- - - - -
Oleh : Budi Riyanto

Dan jejakmu terhapus sudah
tertutup debu
sisa kemarau yang tertinggal
hilang tanpa bekas
sedang rinduku padamu bagaikan candu
yang membius siksa rasaku

Aku mencarimu,,,,,,,,,,,
diantara puing-puing kisah resah
sketsa perjalanan kasih yang salah

Hilang jejakmu tergilas debu
hilang bayangmu, diantara rinai hujan
yang gantikan kemarau berkepanjangan

Aku mencoba,,,,melupakanmu
walau rindu telah mencandu
namun aku tak mau tersiksa rasa
yang selalu membius hari-hariku
hingga limbungkan arah langkah
tanpa arah,,,,,,,,,,

Aku mencarimu, untuk melupakanmu.-

1999 - by : Amri JO

1999
Oleh : Amri JO


Di diamku,
berdiam dian asmara rasa.
Merajuti binar rindu,
serimbun rindang cinta.
..diujung palung jantung,..
Kukurung ia.

Kaulah yang mesra mesum,
mencumbu cumbu alam kalbuku.

Kau,kaulah..,
binal nafsu angan anginku.
Sumbat sambutlah..
Lumat lamatlah,.
Birahi rahim hasratku.
.,lalu luluhlah..
Dikisah kasih cinta.

Engkau..
Kupu kupu yang kulingkup tangkap.
Oleh ulah jari-jari  anganku.
Kemudian menjadi lagu lugu..
Dinada nadi hari hariku.

*   *    *

Senin, 11 Februari 2013

PENYAIR DAN RINTIH SEPI - by : Boy Refa Redo

PENYAIR DAN RINTIH SEPI
Oleh : Boy Refa Redo


.
Malam menebar debar
hujan turun berderaian
pada sebuah laman yang rindang
ia kumpulkan huruf-huruf
yang tercerai-berai
dan merangkainya jadi sebuah puisi.
Namun tetap saja ia risau
seakan di hujani ribuan rinai sunyi
yang sekujur tubuhnya di kuyupi sepi.

"Sementara deru angin menggelegar,
menggelar lagu kemurungan."

Sebuah pena yang sedari tadi di pegangnya
di celupkannya pada senganga luka
lalu di tulisnya:
aku ini apalah
aku cuma jejak-jejak kaki pengelana kata
isak tangis pujangga dalam syairnya
ampas sisa pada secangkir kopi
bau kecut pada rindu nan basi.
Aku ini cuma sekelebat cemas
aku ini cuma ceritera usang
yang terbuang di semak ilalang.
Sekeping hati yang redup, layu, dan kemudian mati.

Aku ini cuma sepotong puisi,
sajak-sajak yang terlupakan.

Malam menebar debar
hujan turun berderaian.
.

*  *   *

Sabtu, 09 Februari 2013

PENJAGAL - by : Boy Refa Redo

PENJAGAL
Oleh : Boy Refa Redo


.
Berdiri pada tepian sebuah liang
mata menatap jalang,
liar pandang
pada tubuh
yang hampir mati.

Aroma darah mengumbar
terbawa kitaran angin
yang terhembus
diantara jas hitam
yang melekat pada tubuhmu.

Di tangannya yang kekar:
suara-suara rintihan
jerit-jerit ketakutan
tangis-tangis kesakitan
terdengar nyaring bergetaran.

Penjagal,
belas kasihan itu telah hilang
karena uang.
Karena kesenangan,
yang haram di halalkan
yang kejam di laksanakan.

Setitik linang
menetas di merah matamu,
pada waktu-waktu yang lengang.

*  *  *

MASIH TENTANG KITA - by : Mawan Thazshiqat

MASIH TENTANG KITA

oleh: Mawan Thazshiqat

masih kah kau ingat
kala pagi menyapa dengan dinginya
kau bangunkan aku
dengan bisik rayumu nan manja
dan ku terbangun
ketika itu jua kau kudekap manja

masih kah kau ingat
di pagi itu
ku belai rambutmu
dan kucium keningmu
dan kau rebahkan kepala di dadaku
dengan nafas tersengal kau katakan

peluk aku

dekap aku

dan pegang di tiap sela jemariku

dan inilah yang masih aku rasa

di tiap nafasmu

di tiap detak nadimu

dan MASIH TENTANG KITA
yang tak pernah terlupa
jauh di dasar jiwaku
kau milikku
dan di dalam hatiku
tersebut namamu

dan MASIH TENTANG KITA
sepanjang rasa
yang akan tetap bersemayam di hati...

Aku yakin

MASIH TENTANG KITA


* * *

Salam @
By admin : Mawan T --- KDR090i2n2013

BUTIRAN KASIH - by : Jessica Eria

BUTIRAN KASIH
Oleh : Jessica Eria


Pada hamparan jiwamu.
Telah ku semai butir-butir kasih,
yang lama kusimpan diberanda kalbu.
Lentik jemari menguntai bait-bait syahdu.
Tuk luahkan segala rasaku.

Kuingin kau selalu ada
bersama meniti hari menali jemari lewati waktu.
Kurindu pada canda tawamu.
Yang kerap mewarnai perjalanan kasih kau dan aku.

Inginnya hati selalu kau temani.
Meski kutau, bagaikan mengharap pelangi dimalam hari.

Kini kusadari langkahmu perlahan menjauh pergi.
Tak seperti tarian pena di gemuai jemari.
Yang kan menjadi untaian puisi indah diberanda maya ini.

Ingin kurengkuh jemarimu.
Tuk tautkan rasa dirasamu.
Melabuhkan bahtera nan biru.
Di dermaga kasihmu.
Agar takkan ada lagi resah yang mengganggu.
Hingga kan tercipta damai
di semenanjung sukmaku.

Jess . 100213.-

Jumat, 08 Februari 2013

Menunggu Tibanya - by : Budi Riyanto

Menunggu Tibanya
Oleh : Budi Riyanto

Menunggu tibanya adalah tak sebentar
lembar - lembar kalender telah banyak terbuang dan terbakar
pada onggokan sampah
menunggu tibanya adalah butuh banyak waktu
sedangkan waktu kian laju berlalu
,,,,tak apalah,,,,
belum juga tiba adamu,,,,,,

Mereka tak akan tahu sepiku
mereka tak akan pahami sepimu
mereka tak akan pernah mengerti sepinya kita
mereka juga tak akan tahu kapan tibanya
,,,,diantara kita,,,,,,,

Aku menyimpan sepimu
dan kau simpan juga sepiku
sepi ini biarlah milik kita
menunggu tibanya
,,,,,diantara kita,,,,
hingga puluhan lembaran kalender
berganti dan selalu berganti

Biarlah,,,,,
sepimu, sepiku, sepinya kita,
kita nikmati menunggu tibanya
karena ini milik kita,,

* * *

| Jakarta, 08 Februari 2013,-

JIWA KOSONG - by : Mawan Thazshiqat

JIWA KOSONG
Oleh : Mawan Thazshiqat


merangkai kata ungkapan jiwa
terhampar dalam hamparan
sejak tiada mendengar kasihmu
sangat terasa kehampaan
hari hari sunyi tanpa gairah

JIWA KOSONG

semua terasa MATI
karena cinta teramat dalam
pengharapan dalam penantian
hati menangis teriris
rindu akan dirimu di setiap waktu
memeluk bayangmu disetiap tidur
kugaris pada renungan hati

selagi jiwaku masih ada
dirimu akan tetap kuraih

Namun...

Jika diriku sudah tiada
suatu kebanggaan
bahwa diriku telah memiliki
" CINTA SEJATI "

F U
07e02g13

PADA SEBUAH SENJA - by : Budi Riyanto

PADA SEBUAH SENJA
Oleh : Budi Riyanto


Senja telah tiba, dalam semburat warna
seperti helai daun yang jatuh,,,kuning keemasan
aku masih menunggumu,,,,
menanti tiada pasti,,,,pada ujung waktu yang kian sepi

Hanya bayangmu sepintas melintas
seperti senja-senja yang lalu
hanya tinggalkan senyummu,,,sedikit terulas
tanpa tinggalkan pesan,,,,,
sedikitipun,,,
kaupun melenggang hilang,,,dalam bayang

Aku masih disini,
diujung senja menanti
hingga tiba malam dalam langit kelam
tetap,,,,!!!
tiada beritamu terkabar
sebagai penawar

Lalu,,,adakah teringat olehmu
di sebuah senja kita mengulas cerita
kita duduk berdua,,,,mengantar matahari keperaduan
membangunkan rembulan yang terlelap

Cukuplah,,,adaku
sendiri terdiam di ujung senja kian temaram,-

* * *
| Jakarta, 20 Januari 2013

Salam TEMBANG JIWA, dalam temaram senja

: Budi Riyanto

AKU DAN SEBAGIAN - by : Mawan Thazshiqat

AKU DAN SEBAGIAN
Oleh : Mawan Thazshiqat

disini,
dulu,
hingga sekarang,
saat ku tapak kan jejak
dengan ke dua kaki ku
aku dan ke akuanku

telah menjadi sebagian

sisi ruang yg sebagian
aku dan sebagian
menjadi bagian
dan tak seorang pun
karena sebagian jiwa
adalah sebagian aku...

Inilah hidup ku
yang telah jadi bagian
dari sebuah perjalanan hidup
aku, tak seorang pun mampu
menghalangi sebagian aku
tak jua sebagian ku

karena ini telah terjadi
dan menjadi bagian
jiwa yang terus hidup
dari sebagian

dan inilah yang telah
bila terjadi terjadilah
karena ini hidup ku
dan telah menjadi bagian hidup ku

*    *    *

By admin : Mawan Thazshiqat

Kamis, 07 Februari 2013

DIAMKU - by : Budi Riyanto

DIAMKU
Oleh : Budi Riyanto


Terbata merangkai kata
tertatih menyusun kalimat
terhenti,,,,
diam
terpaku,,,,memaku langkah

Pada persimpangan, terkurung keterasingan
diam,,,,
menyapa tak bertegur
menegur tak tersapa
seolah tanya tak ada jawab

Diamlah,,,,diamkan akuku
tersumbat
dalam rangkai kataku susun kalimat

Sepi sapa, senyap tiada jawab
baiknya aku diam, sebelum luka tersayat dalam
baiknya aku berkaca, sebelum cermin terbelah dua

Lalu,,,,
biarkan adanya kita, tetap berada diantara "kita",-

* * *

Pada sebuah Senja - by : Dnok Antusias


Pada sebuah Senja
Oleh : Dnok Antusias

Pada senja yang masih membuatku sepi
.. ditengah keramaian
gundah gulana
.. ditengah hiruk pikuk manusia
masih seperti ini

bahkan sampai senja ini aku belum beranjak

kusekujurkan seluruh diri pada kepasrahan
memasrahkan segala kehendak
pada Sang Pemilik Kehendak

kosong .. ruhku kosong
jasadku hanya terisi aneka tawa tanpa rasa
tawar ..

senja ini ..
masih seperti senja-senja sebelumnya

masih kupintal seutas demi seutas impian-impian usang
untuk kujadikan selembar selimut Cinta yang menghangatkan

masih pada senja yang membuatku ..sepi

aku sudah menyerahkan diri
pada tetesan-tetesan doa yang belum bisa kuterjemah.-

*   *   *

By : Dnok Antusias

Selasa, 05 Februari 2013

- by : Siti Saharah


♥ SEPERTIGA MALAM MU ♥

Ketika senja..
Beranjak ..
Menjadi malam gulita..
Dihiasi bintang..
Yang berkelip indah..

Tiba saatnya
mengistirahatkan jiwa..
Dari aktifitas..
Yang sedikit membuat lelah..

Berdetak waktu..
Menuju sepertiga malamMu..
Ku coba mengakhiri tidurku..
Untuk menghadapmu wahai Rabbku

Terhentak
Terasa berat..
Namun harus semangat..
Karena ini waktu yang tepat..
Untuk memohon segala taubat..

Di temani cahaya bintang..
Dalam sepertiga malamMu yang kelam..
Kududuk bersimpuh..
Diatas sajadah biru..
Memohon ampunanMu..

Dalam rakaat yang singkat..
Memohon dibukakan maaf..
Atas semua khilaf..
Yang telah kubuat..

Ya Allah..
Di sepertiga malamMu seperti ini..
Kusisihkan waktu sendiri..
Untuk bertemu padaMu ILLAHI RABBI..
Berharap diri suci kembali..
Menjadi pribadi..
Yang lebih baik lagi..

*   *   *

TETAP BIMBING KAMI YA RABB

"Rasullullah SAW bersabda" :
Hendaklah kamu bangun malam karena itu kebiasaan amalan orang orang yang shalih sebelum kamu,sesungguhnya bangun malam itu mendekatkan diri kepada Allah,menutup segala Dosa,menghilangkan penyakit dari tubuh dan menjauhi kekejian.

(HR,Turmudzi)

By admin : ♥ SS ♥

DI ATAS SELEMBAR KERTAS - by : Boy Refa Redo

DI ATAS SELEMBAR KERTAS
Oleh : Boy Refa Redo

.
Pada mata sebuah pena
jemari merintih
mewakilkan kata yang tak dapat di ungkap,
mencurahkan segala kesah
segala yang membuncah
diatas lembaran putih. Kertas.

Tetes-tetes waktu
yang dulu mengeras batu
kini meleleh
mencair dari beku
bening mata seperti kaca
yang berembunkan duka-lara.

Sepilu nestafa pun
menjulur-julurkan getirnya,
menghujamkannya ke relung sukma.
Bagaikan senganga luka
yang menyerahkan diri pada sembilu
memudarkan birunya rindu
dan lalu menguning layu.

Di atas selembar kertas
untaian kata yang terlepas
serupa anak-anak hujan
yang menangis tersedu-sedan.


JKT.030213.
.

MALAM-KU - by : Budi Riyanto

MALAM-KU
Oleh : Budi Riyanto

Malam,,,beranjak
kabarkan rembulan sepotong
sembunyi disebalik awak berarak
legam,,,jelaga langit menghitam
mendhung,,,,kabarkan
alam berkabung

Pertikaian asa dalam kecamuk rasa
usaikan dendam yang pernah ada
hilangkan sengketa yang ada

Lalu,,,,,teduhkan jiwa
dalam damai taman padma
sejuk dalam kedamaian, terlukis pada mekar padma
dalam warna beraneka
dalam satu pengungkapan,,,,,damai
usaikan sangka yang timbulkan tikai

Biarkan malam beranjak
membawa rembulan dalam mendung berarak
bukan dalam legam kelamnya dendam
hilang dan hanyutkan,,,seiring hujan
tinggalkan kedamaian
seirama bermekaran bunga padma

Damai,,,,dalam taman teratai,-

*   *   *

| Jakarta, 05 Pebruari 2013.-

- by : Rhyn Rhein Nie


Aku ,kamu ;kita
Meski kini tak lagi bersama
Kenangmu tetap bersahaja
Hingga kini ,aku telah bersama dia

Aku ,kamu ; kita
Pernah mengukir senja
Atas nama cinta yang begitu hebatnya
Hingga akhirnya meluruh pudar wewarnanya

Aku ,kamu ;kita
Telah punya kehidupan yang berbeda
Tersebab Tuhan tak menuliskan takdir atas kita
Maafkan ........ Kita kini menjadi saudara

*    *    *

By admin : Rhyn

Sabtu, 02 Februari 2013

PENANTIAN - by : Jessica Eria

PENANTIAN 
Oleh : Jessica Eria

Aku masih disini
memintal benang harap
pada sebuah penantian
yang ketulusannya adalah satu keyakinan

Selalu kutunggu hadirmu,
yang kan jadi pengindah hari-hariku
Menunggu sosokmu dinyataku
Yang kan memberi arti di hidupku
Dan memberi warna indah pada cintaku

Duhai,
dikau dambaan kalbu
bawalah aku dari penantian panjang ini
Dari perihnya rindu yang bergelayut dihati

Datanglah walau sesaat tak mengapa
Kukuhkan janji yang telah terpatri
yang terpancang kokoh ditiang seia

Sayang,
masih kau yang selalu kurindu,-

*   *   *

By admin : Jessica

Jumat, 01 Februari 2013

pas - by : Budi Riyanto

Pas
Oleh : Budi Riyanto


Dan,,,mulai kurangkai
kata demi kata,,,
disini kutuang segala rasa,,,,
akan apa yang kurasa dari dalam jiwa

,,,,pas,,,,

mendhung hendak melepas beban
,,,di kelam langit menggantung

,,,,pas,,,

hendak kulepas rasa berkabung,
,,ketika aku telah mati rasa,,,,,

Takkan lagi ku berbagi,
,,biar sendiri kunikmati rasa ini,,,,
tak ku perlu lagi usap belai pelukmu,
,,,sudahi,,,,luka ini,

,,,pas,,,,

aku tahu semua ini ketika mataku mengadu pada jiwaku,
,,,indahmu telah melukaiku,

,,,pas,,,,

aku melangkah ketimur dan kaupun berjalan kebarat,

,,,,,pas,,,

kulepas maumu maukannya,
,,,selamat jalan,,,,
tanpa perlu segala lambai tangan,

,,,,,biar kutunggu saat terpurukmu,,,,

*  *   *

Nda,,,,, - by : udi Riyanto

Nda,,,
Oleh : Budi Riyanto


Aku titipkan cinta,,,,
yang pernah ada padamu,,,,,yang tulus kau tujukan padaku,
,,,,dan rawatlah,,,,,walau telah kau tiadakan adaku dihadapmu,,,,,
sebagai nisan kenangan sepanjang jejak langkahmu kelak,,,,,

Karena kemana langkah mungilmu menjejak,,,,,,,,
rasa cintaku selalu kan mengikutimu,,,,,,,,,,

Karena kemana kau kan bersandar melepas hatimu yang penat,,,,,,
rasa cintaku akan senantiasa melekat,,,,pada hatimu,,,,,,,

Nda,,,,,,,,
adaku bisa kau campakkan,,,,,,,,,
tapi rasamu rasaku rasa jiwa,
,,,tak pernah sirna selamanya,,,,,,,

Nda,,,,,
catat direlung hatimu segala ini
sesungguhnya segala rasa ini,,,
takkan pernah sirna selamanya,,,,,,,,,,

Nda,,,,,,,,,,???
Andai telah ingin kaucampakkan adaku dari hadapmu,
,,,,campakkanlah,,,,
dengan seulas senyummu

Dan,,,,,,,
takkan sirna segala rasa itu,,,,nda,,,,,,,,
selama hayat masih kan indah terpahat
pada hatimu,,,pada hatiku
sebagai nisan kenangan sepanjang jalinan kasih
yang selama ini kita kisahkan,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Nda,,,,,,,,,
campakkan adaku dihadapmu,,,,,campakkanlah,,,,
itu hanya jasad akan adaku,,,,,
tapi rasa segala rasa jiwa
takkan pernah musnah,,,
untuk selamanya

Nda,,,,,,,
setelah bangun dari mimpimu pagi ini,,,,,,,,
sambutlah harimu
tanpa bayang-bayang hitam adaku,,,,
dan raihlah hasratmu dalam jauh langkahmu,
,,menjauh,,,,,,,
takkan ku lagi halangimu.-

*  *  *

Kali ini - by : Budi Riyanto

Kali ini
Oleh : Budi Riyanto


Pintaku,,,
ulurkan tanganmu,,,
jabat tanganku,,,dan rasakan rasamu
lambaikan tanganmu,,,,
andai tlah bulat tekadmu
dan melangkah pasti,,,,
tolong tinggalkan senyuman termanis terakhirmu,,,,,

Dan melangkahlah,,,,,
takkan lagiku menahanmu,,,,
karna semua ini,,,,kali ini,,,adalah MAUMU,,,,,,

Tak ada lagi tangismu
memohonku,,,,,,,

Kali ini,,,,,
tak kuasa aku tuk berbagi dan saling menyakiti,
,,,,melangkahlah,,,,,,pintaku tinggalkan senyuman,,,,,
Dan tinggal aku,,,,,sendiri menikmati indahnya sakit hati,
,,,,maaf aku tak mau lagi untuk berbagi,,,,,,,,,,

Jangan lagi kau tanyakan segala makna,,,,,
karna sesungguhnya telah piawai kau mengartikannya,,,,,
akan apa yang pernah ada,,,,diantara kita,
,,,aku ucapkan terima kasih atas segalanya,
,,,,maaf aku tak kuasa untuk berbagi,,,,,

*    *    *

Di satu kesempatan - by : Budi Riyanto

Di satu kesempatan
Oleh : Budi Riyanto


Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan hanya satu kudapatkan
pada dua pilihan aku disudutkan di satu kesempatan

Dan pilihanku telah kutentukan
bukan dengan hati
biarlah perasaan yang menentukan

Karna kau tlah menentukan pilihan,,,,aku juga tetapkan pilihan

Ini pilihan,,,,
satu pilihan dalam satu kesempatan
aku yang tentukan,,,
karena kau telah lebih dulu jatuhkan pilihan,,,,,
jangan salahkan hilangnya satu kesempatan
sendiri kau yang hilangkan
ketika telah kau jatuhkan pilihanmu
dan teruskan jalanmu yang gelap bagiku

Ketika kupilih satu, inginku dua kudapatkan
ketika dua kuinginkan, hanya satu kudapatkan
Dan biarkan masing-masing kita berjalan
dalam pilihan kita masing-masing
biarkan satu kesempatan tersiakan hilang,,,tinggal kenangan,,,,,
bahwa kita telah menyia-nyiakan satu kesempatan

Bukan dengan hati aku memilih
dengan perasaan aku menentukan,,,,,

Selamat jalan.


Jakarta, 22 Juli 2011

Satuku dua - by : Budi Riyanto

Satuku dua
Oleh : Budi Riyanto

Dan,,,,
ulurkan tanganmu
tuk kukecup lembut
dengan tulus ikhlas akan maafmu,,,,
bahwa satuku dua dalam sementara,,,,
ulurkan tanganmu dan maafkan aku,,,,
takkan dua lagi satuku
karna kaulah yang paling tahu akan aku,,,,
bukan dia

Tolong,,,,
bukakan pintu maafmu
dengan ulurkan tanganmu terima maafku
satuku tetap satu
tak lagi dua,,,,

Maafkan
atas segala salahku
satuku satu
tak lagi satuku dua
dan
terimalah aku apa adanya

Maaf
jika pernah satuku dua


*    *    *

Jakarta, 20 Juli 2011

by : Rhyn Rhien Nie


Malam
hampir separuh berjalan
bulanpun berparas menawan
selaksa bidadari tawarkan keindahan

Bintang
menghias langit
begitu rupawan
seolah bersenda gurau dengan awan

Dan engkau rindu
kaupun masih sama dengan waktu yang telah terlewatkan
masih merajai ruang nurani
berharap pada seorang Sang datang bertandang

Wahai rindu
dendangkan tembang rindu
agar semua tak berrasa semu
dan malampun tak kau rasa jemu

*    *   *

By admin : Rhyn

CINTA MAYAKU - by : Siti Saharah

CINTA MAYAKU
Oleh : Siti Saharah


Mengenal mu di dunia maya..
Berawal dari sebuah puisi cinta.
Yang kau tulis dan kubaca..
Begitu menyentuh jiwa..

Puisi itu sedih
sarat dengan memori..
Mengenang luka di hati..
Yang juga pernah kualami..

Kucoba singgah..
Memberi sedikit penyemangat jiwa..
Agar membuatmu lebih bergairah..
Dalam menjalanni hidup dengan cinta..
Walau penuh luka..

Sejak saat itu
kau sering menyapaku
selalu hadir dalam mayaku..
Yang membuat benih benih rindu..
Ada cinta untukmu..

Akan kah mayaku menjadi Nyata..
Menjadikan puisi cinta kita dalam asa
ataukah memang hanya khayal semata..
Yang memang tak akan pernah menjadi ada..

Oh cinta di mayaku..

By admin : SS

YANG TERASA NYATA - by : Boy Refa Redo

YANG TERASA NYATA
Oleh : Boy Refa Redo


.
Maya
terkadang ia membuatku seperti gila
rindu yang hadir kurasakan nyata
begitu juga dengan cinta
yang indah dan deritanya
menyentuh jiwa.

Pada maya kuungkap rasa lewat kata
yang kurangkai sedemikian rupa
dari huruf-huruf
yang kupetik di rimbunan daun-daun sukma.

Maya
sering pula kau bawa aku tamasyia
ke pulau-pulau cemas
ke danau-danau gulana
ke bukit-bukit gelisah
ke negri-negri entah.

Maya
akankah kau nyata?

Raba dadamu
resapi getarannya
ada ataupun tiada
ia terlahir dari sebuah rasa.

Maya
kutunggu kau di pelataran senja.

JKT.310113.
.

RONA KOTA - by : Boy Refa Redo

RONA KOTA
Oleh : Boy Refa Redo

.
Di tengah keramaian
di bawah taburan cahaya remang
kupandangi wajah kota
yang gemerlap
yang meriuh suara-suara.

Tawa-tawa membahak
cekakak-cekikik, pekik canda.
Dalam bingarnya pesta
suasana senyap sesungguhnya.

Kota
di wajahmu yang meriah,
desah-desah gelisah
berbaur peluh resah.
Di jubahmu yang gemerlap
lengking jerit itu meratap.

Pada lorong-lorong sunyi:
tubuh-tubuh kurus
wajah-wajah kusam
berjejal-jejal di rayapi kemiskinan.

Kota
di wajahmu kulihat bulan
yang tertupi rimbunan awan. Hitam.

JKT.300113.

Selasa, 29 Januari 2013

KAU ANUGERAHKU - by : Boy Refa Redo

* KAU ANUGERAHKU *
Oleh : Boy Refa Redo

Sayang, aku memahami sungguh
segala tentangmu.
Tentang keadaanmu
dan tidak keberdayaanmu
yang mengebiri segala inginmu.

Aku sadar
aku faham.
Dan mungkin saja gelap itu adalah jalan panjang
untuk langgengnya kisahku,
meski terkadang tanda-tanda tanya itu
mengelana
mencari-cari tahu kemana jawabnya.

Sayang, inginku sederhana.
Mencintaimu dengan benar
menyayangimu yang lazim.
Bantu aku!
Kisah yang kutulis
yang bertemakan namamu pada lembaran hidupku,
tak akan pernah usai tanpa campur tanganmu
tanpa adamu di alam rinduku. Bantu aku.

Aku sadar
aku faham,
dan aku siap-sedia pada luka.
Pada sayatan tajam durimu
ketika aku menyunting bunga mawar merah
yang ada di telapak kakimu.

Pada akhir kisah yang kutulis
kuingin kau membasuh kedua kakiku
dan selembut sentuhan ku ukirkan di dahimu.

Sayang, kaulah anugerahku.

*   *   *
JKT.300113. tengah malam.-

- by : Rhyn Rhien Nie


Malam
hampir separuh berjalan
bulanpun berparas menawan
selaksa bidadari tawarkan keindahan

Bintang
menghias langit
begitu rupawan
seolah bersenda gurau dengan awan

Dan engkau rindu
kaupun masih sama dengan waktu yang telah terlewatkan
masih merajai ruang nurani
berharap pada seorang Sang datang bertandang

Wahai rindu
dendangkan tembang rindu
agar semua tak berrasa semu
dan malampun tak kau rasa jemu.-


*  *  *

:290113

asmara - by : Jiwa Yang Tersisih

asmara
oleh : Jiwa Yang Tersisih

pagi tadi
kau tampar sunyiku
buat nadi terbangun di kenyataan

benar
dunia tak selebar daun kelor

di siang
kau tabur berjuta harap
keceriaan pun merebak
naungi setiap sendi hidup

aku
terlena di bahagia

malam ini
ketika semua meredup
hasrat ikut meleduk, terburai
entah kemana

matilah
kenyataan sukma
tentang indahnya jagad raya

itulah asmara
datang bagai surga
namun juga
hadir sebagai bibit penderitaan

*  *  *


JINGGA DI LANGIT SENJA - by : Jessica Eria

JINGGA DI LANGIT SENJA
Oleh Jessica Eria

Kala rona jingga menghias langit senja
Kutitipkan sekeping hati pada cakrawala
Diantara mega-mega, dalam balutan penuh rindu
yang memerah diufuk jiwa

Senja perlahan memeluk malam
dengan warna gelap yang meliputi
menanti penuh harap pada jemari kasih,
yang kan menyibak tirai gulita
pada hamparan padang sunyi

Saat purnama menyapa ditepian malam
kan kutuangkan goresan rasa
kedalam cawan jiwamu
Agar kau tau
Disetiap detak nadiku
Hanya ada namamu
Yang terukir indah dalam relung sukmaku

Kasih
Ejalah dengan nurani setiap bai-bait
yang mewakili perasaan hati
Dan kau akan tau betapa beningnya tulus ini
Tanpa beban mimpi yang tak bertepi.-

 * * *
By : Jessica Eria

Senin, 28 Januari 2013

- by : Amri JO


mari,mari rengkuh aku.
Sebelum aku jadi debu,
Sebelum aku jadi mimpimu.

Mari,
Mari jamah aku.
Sebelum aku benar benar hilang.
..menarilah berpendar riang.
Sebelum aku berubah jadi bayang bayang..


*    *    *

By admin : Amri JO

Salam @TEMBANG JIWA, salam berbagi dalam kebersamaan,-

SEBAGIAN JIWA - by : Mawan Tazshiqat

SEBAGIAN JIWA
Oleh : Mawan Thazshiqat


dalam jiwa yang tak utuh
sebagian ada ruang
teruntuk yang memiliki
dan ku sediakan altar
yang terkhusus buat jiwa sebagian

dan cobalah mengerti
arti jiwa yang sebagian
menanti rindu yang merindu
adakah jiwamu termasuk
terharap mengisi di bagian jiwa

jiwa yang membutuhkan
kasih
sayang
cinta
artikan lah
bersemayamlah
di bagian jiwaku yang abadi
kan kunyanyikan lagu rindu
kan kuukir di altar jiwaku
Dan kan kusanding di mahligai jiwaku
serta kutembangkan sajak
dan kuajarkan makna rindu...
Jadilah bagian JIWAku....

*  *   *
f2801eg

by. MT

Salam @ , salam berbagi kebersamaaan

Ilustrasi : Internet,.

AKU LELAKI BIASA - by : Boy Refa Redo

AKU LELAKI BIASA
Oleh : Boy Refa Redo


.
Aku..
Telah kularungkan airmataku
pada sungai-sungai yang mengalir jauh.
Telah kukeramasi airmataku
kala gelombang angin memuyuh
menenggelamkan seantero tubuh
ke laut-laut yang mengombak gaduh.

Aku..
Aku hanya lelaki biasa
yang berupaya sekuat tenaga menjaga,
menjaga kuncup di hatiku dari dera layu.
Sampai akhir masaku,
tumbuh dan mekarlah ia selalu.

Di jendela pagi
kulihat hujan yang turun kian pelan
makin lama makin hilang
sekejapan mata kemudian lengang.

*   *   *

280113,-

By admin : Boy Refa Redo

TAHUKAH KAU AKAN RASAKU...? - by : Budi Riyanto

TAHUKAH KAU AKAN RASAKU
Oleh : Budi Riyanto

Memendam rasa ini didalam benak
hingga penuh menyesak,,,,
rasaku padamu kian memuncak
lalu tahukah kau akan rasaku,,,,?
adalah rasa cinta yang tertunda

Aku masih setia,
disini menungumu penuh segala tanya
akan kepastian cinta yang sesungguhnya
akan cinta yang masih saja tertunda
dalam penyatuan rasa

Tahukah kau akan rasaku
yang segalanya terasa adalah untukmu
bagimu,
bagi bersatunya cinta, yang lama telah tertunda

Ya,,,,
aku masih setia, pada cinta yang masih tertunda
datangmu aku harapkan
sambutlah cintaku dalam pinangan rasa,-

*   *    *

29 Januari 2013

Permintaan member @TEMBANG JIWA : Eyang Gaul
teruntuk : MT- dalam Cinta Yang Tertunda

Posted by : Budi Riyanto

Sepotong Tanya - by: Budi Riyanto

Sepotong Tanya
Oleh : Budi Riyanto

Kita pernah jalani jalinan indah
satu kebersamaan yang seakan tak akan pernah sudah
selalu kita bersama, berjalan beriringan,,,
karena kita seiring sejalan
adalah ikrar kita ketika kita dalam kebersamaan,,,,

Gadisku,,,,,,
lalu waktu berjalan seperti yang telah digariskan
hari-hari berganti dan terus berganti
mekar tumbuh bunga kebersamaan dalam hati kita
sesubur atas siraman rasamu, rasaku
adalah rasa kita yang menyatu

Gadisku,,,,,
seiring waktu yang berlalu,
sejalan rasamu memudar padaku
lalu,,,,,,
langkahmu pelan menjauh dariku,,,,,

Gadisku,,,,,
kaupun berlalu, meninggalkan aku,,,,
dengan meninggalkan rasa yang tersiksa,,,,,
,,,,,,,sepotong doaku untukmu,,,,,
bahagialah,,,,adamu selalu,-

*   *   *

29 Januari 2013
Atas permintaan member @TEMBANG JIWA : Axel Though Ae

Salam,,,,berbagi dalam kebersaman,-

apa yang salah - by : Jiwa Yang Tersisih

apa yang salah
oleh : Jiwa Yang Tersisih


sejenak langkah terhenti
kala terdengar kekeh angin
tertawakan kisah diri

rasa pun tersinggung
oleh senyum pahit mentari
yang mengguyur raga berkeringat ini

hati menjadi bertanya
apakah bumi tak lagi merestui
dengan semua perjuangan

salahkah
arah pijak kaki
sedang tak ada seorang pun
terluka dan menjadi benci

Bekasi, 28 Januari 2013

LUKISAN RINDU - DINDA ARNELIA SYAHTIFA

LUKISAN RINDU
Oleh : Dinda Arnelia Syahtifa

Semilir hembusan sang bayu
membelai angan
Lembut menyentuh lelap impian
Goresan kata indah melukis tentang kerinduan
Hadirmu selalu kuharapkan

Begitu damai dalam dekap jemari
kasihmu yang melenakan rasa
Mengurai bahagia di altar mega-mega
Bersamamu selalu ingin kulewati waktu,
hingga habiskan masa

dalam putaran hari, telah kita rasakan
indahnya semaian kasih sayang
diantara kita
Alunan irama syahdu iringi langkah bersama

Kasih.....
jangan pernah engkau lelah
menyayangiku
Sampai ujung usiaku
Kuingin selamanya bersamamu

Selalu satu
dalam nada-nada cinta.-


*   *    *

Dinda, 29-01-2013

Minggu, 27 Januari 2013

by : Budi Riyanto

Akan rindumu yang tak terurai
hanya tinggalkan derai-derai
air matamu berlinangan
menahan rindu yang tertahan
akan pertemuan yang tertunda
aku rasakan itu

Percayalah,,,aku turut rasakan rindumu
seperti apa yang kau rasa
hingga buatmu berlinangan air mata

Tahankan,,,tahan rindumu
kelak sambut datangku
hampirimu,,,,habiskan waktu
untuk hilang tepiskan rindumu
rindu kita yang membara
yang takkan terpadamkan hujan

Percayalah,,,,
rinduku selalu ada
untukmu,,,,
hingga kususun berbuku-buku
rindu-rindu itu
akanmu,,,untukmu
padamu rindu kutuju

Percayalah,,,,,,

*  *  *

| Jakarta, 27 Januari 2013,-
_budiri_